TNI
sebagai pengawal republik tentu bukan sekelas itu. Dalam setiap uji
tanding kemampuan dan kedayatahanan prajurit di rantau ini, TNI selalu
tampil sebagai yang terbaik, juara pertama, juara umum, tak tergoyahkan
selama bertahun-tahun. Ini adalah sebuah muara bintang dari pola
pembinaan jasmani militer, ketangkasan, bela diri, terampil dalam
penggunaan alutsista dan cerdas olah pikir.
Ketangguhan
personal TNI secara de yure dan defacto diakui oleh para jiran. Dilihat
dari uji tampil dan terampil sosok penampilan personil TNI jauh lebih
garang ketimbang tentara Singapura atau Malaysia. Belum lagi bicara
endurance. Buktinya dalam sebuah latihan bersama pasukan Marinir RI
dengan pasukan marinir AS di Jawa Timur setahun lalu, pasukan marinir
AS rontok dan menyerah dalam latihan survival di tengah hutan
Banyuwangi.
Sudah
tentu kualitas daya tahan dan keunggulan jasmani militer TNI akan
semakin berbinar dengan bertambahnya beragam alutsista di gudang
arsenalnya. Berita dan fakta sepanjang semester I tahun 2011 ini sudah
terang benderang menyampaikan kegembiraan yang luar biasa bagi jajaran
TNI bahwa sebentar lagi menghadapi panen raya alutsista, tepatnya mulai
tahun depan. Meskipun begitu tahun ini dan tahun sebelumnya TNI juga
sudah banyak mendapatkan alutsista baru, tetapi itu belum bisa disebut
panen raya, ya panen kecil-kecilan lah.
Alutsista-alutsista
yang bernilai strategis sudah, sedang dan akan memenuhi
kesatrian-kesatrian TNI. Pesawat tempur Sukhoi sudah ada 10 biji, tahun
ini kontraknya ditambah 6 lagi lengkap dengan ragam arsenalnya, kemudian
tahun berikutnya ditambah lagi sampai mencapai 32 unit (2 Skuadron).
Pesawat tempur F16 eksisting ada 10 biji, Desember tahun ini dipastikan
bertambah 24 biji sehingga mencapai 34 unit (2 Skuadron). Tahun 2012
Super Tucano made in Brazil mulai berdatangan sebanyak 16 unit, tahun
yang sama pesawat tempur latih T50 buatan Korsel sebanyak 16 unit juga
masuk skuadron di Madiun. TNI AU juga naksir berat untuk mendapatkan 24
unit pesawat tempur Typhoon buatan Inggris, 16 unit Sukhoi SU35 dan 12
unit pesawat tempur stealth F35.
Nah,
kalau ini diurut-urut jumlahnya akan mencapai 180 unit alias sama
dengan 10 skuadron. Ini belum ditambah dengan 50 unit pesawat tempur KFX
hasil kerjasama teknologi Korsel dan Indonesia. Sementara 12 batalyon
Paskhas TNI AU dilengkapi dengan rudal jarak pendek dan rudal jarak
menengah surface to air untuk pertahanan pangkalan udara. Sangat wajar
untuk melindungi alutsista strategis yang dimilikinya.
Matra
laut sejak jaman Trikora dan Dwikora sampai saat ini merupakan angkatan
laut terbesar di Asia Tenggara. Kekuatan AL kita secara kuantitas
mengungguli Malaysia, Thailand dan Singapura. Posisi juara bertahan itu
akan terus dipertahankan dengan menambah jumlah KRI sampai 300 unit.
Maka proyek 100 KCR (Kapal Cepat Rudal) murni buatan dalam negeri
sudah dan sedang digelar. Proyek kerjasama pembuatan PKR (Perusak Kawal
Rudal) untuk membuat 10 PKR sedang berjalan, proyek kerjasama pengadaan
kapal selam Juni 2011 ini sudah sign kontrak. TNI AL akan mendapatkan
tambahan kapal selam sebanyak 5 unit dalam 2 kontrak pengadaan.
Penerbal yang sudah dibagi menjadi 2 wing juga sedang mempersiapkan
kedatangan 1 skuadron Heli AKS (anti kapal selam) dan 1 skuadron Heli
AKP (anti kapal permukaan).
Sementara
kontrak pengadaan 11 LST dengan PAL dan Koja Bahari sudah berjalan.
Proyek Yakhont dan C802 yakni pemasangan rudal dan sistem integrasi
tempur pada puluhan KRI sudah dan sedang berjalan. TNI AL juga
mempersiapkan pembuatan 2 unit LHD yang dikerjakan PAL. Benar-benar
sibuk si PAL dapat order seabreg. Belum pernah sepanjang sejarah
perjalanan hidupnya PAL mendapat order sebanyak itu. Galangan kapal
dalam negeri juga ikut menikmati pesta alutsista. Mulai dari Lundin
Banyuwangi, Koja, sampai Batam dapat proyek milyaran buat KCR ,Trimaran
dan LST.
Bisa
dibayangkan kelak (tidak lama lagi kok) perairan Nusantara dikawal 300
an KRI, 14 kapal selam, 450 KAL dan ratusan kapal Bakorkamla (DKP,
Polisi Air, Bea Cukai). Armada tempur dengan kekuatan 300 KRI ini
dibagi menjadi 3 armada tempur, demikian juga pasukan Marinir yang saat
ini berkekuatan 2 divisi ditambah menjadi 3 divisi sesuai dengan
kekuatan armada TNI AL. Marinir sudah dilengkapi dengan tank amphibi
BMP-3F, RM Grad, Rudal QW3, BTR-80, BTR-50, AMX, Howtizer dan Roket.
Korps Marinir akan terus menambah kekuatan pukulnya dengan menambah
tank amphibi BMP-3F dan BTR-90 sampai mencapai minimal 300 unit. Perlu
dicatat, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang
memiliki kekuatan Marinir terkuat dan disegani.
Walau
tidak “seheboh” dengan revolusi alutsista di matra laut dan udara,
Angkatan Darat juga berbenah dengan sejumlah target. Diantaranya
pembentukan Divisi Lintas Udara Kostrad, pembentukan puluhan batalyon
baru baik satuan organik Kodam maupun satuan organik Kostrad.
Pembentukan Kodam Tanjungpura Kalbar sudah jadi. Rematerialisasi
alutsista Armed dengan menambah satuan roket dan rudal dalam jumlah
besar. Repowering 300 tank AMX, penambahan 150 panser Anoa, penambahan
100 Tank IFV, pengadaan 80 Howitzer, pengadaan ratusan rudal anti
tank, pengadaan 100 panser Canon.
Penerbad
juga dimekarkan menjadi 5 skuadron dengan mendatangkan alutsista baru
yaitu 8 Heli Mi35, 16 Heli Mi17 dan 40 Heli Bell 412EP. TNI AD juga
sedang mempersiapkan metamorfosis puluhan batalyon infantri menjadi
batalyon infantri mekanis dengan menambah alutsista tempur berupa panser
dan tank IFV. Jika ada 10 batalyon yang dimetamorfosis maka diperlukan
paling sedikit 600 panser dan atau tank IFV yang gress. Sementara itu
proyek strategis yang paling sepi publisitas adalah proyek rudal
Lapan-Pindad-China. Rudal surface to surface ini mampu menjangkau jarak
tembak sampai 300 km. Bisa dibayangkan jika dari Sumatra, Batam dan
Kalimantan disebar ratusan rudal jenis ini akan memberikan nilai
detterens yang begitu kuat gaungnya bagi kedigdayaan alutsista TNI.
Itu
semua menggambarkan kekuatan TNI sebagai pejantan tangguh, ayam
kinantan yang mampu berkokok dan berkelahi baik berkelahi dengan
alutsista atau berkelahi tanpa alutsista. Kita meyakini dengan kekuatan
daya tahan dan bela diri yang dimiliki personil TNI, setiap satu
personil TNI mampu mengalahkan 3 prajurit Malaysia dan 5 prajurit
Singapura. Artinya jika 1 prajurit TNI dikeroyok 3 prajurit Malaysia
atau dengan 5 prajurit Singapura tanpa senjata, pertarungan itu akan
dimenangkan oleh prajurit TNI.