Pesawat Super Tucano Pesanan TNI AU Tiba di Halim |
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Dede Nursyamsi, menyatakan, pembelian 16 unit pesawat Super Tucano tersebut dimaksudkan untuk mengganti pesawat OV-10 Bronco Skadrin Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur. "Pesawat yang dibeli TNI AU ini tipe EMB-314/A-29B (kursi tandem) berkemampuan serang antigerilya, pengendali udara depan, dukungan udara dekat, penyekatan dan pertahanan udara dengan kemampuan tambahan pesawat latih dan fungsi pengawasan udara (air surveillance)," ujar Dede saat acara penyambutan yang diiringi pentas tari tradisional.
Keempat pesawat tersebut tiba Halim sekitar pukul 11.30 WIB setelah menempuh perjalanan panjang dari Brasil. Lamanya perjalanan, mengharuskan keempat pesawat yang diawaki oleh 8 pilot itu singgah di 14 lokasi.
Dede menjelaskan, penerbangan dari pabrikannya di San Jose Jos dos Campos, Brasil yang juga lazim disebut sebagai ferry flight dimulai pada 20 Agustus 2012 lalu dan melintasi 12 negara. "Selanjutnya pada esok hari atau Minggu (2/9), pesawat akan menempuh leg terakhirnya menuju Lanud Abdulrahman Saleh, Malang,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Dede, kedatangan empat burung besi ini merupakan tahap pertama. Selanjutnya pada bulan Januari 2013 mendatang akan tiba 4 pesawat lagi dan seterusnya hingga melengkapi jumlah 16 unit.
Dede memastikan, TNI telah siap dalam hal pemeliharaan maupun alih teknologi pesawat Super Tucano itu. Termasuk kesiapan para penerbang TNI AU mengoperasikan pesawat dengan berat maksimum 5,4 ton tersebut. "Alih teknologi sejak tingkatan ringan, sedang dan berat.Personel kami sedang dilatih dan siap mengoperasikan. Pembinaan penerbang kami lakukan berkesinambungan sesuai sesuai kapabilitas," katanya. (Jurna)
Indonesia Beli 16 Super Tucano Senilai Rp2,7 Triliun
Empat pesawat tempur Super Tucano yang dibeli TNI Angkatan Udara dari perusahaan Embraer, Brasil, tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu 1 September 2012. Indonesia memesan 16 pesawat atau satu skuadron.
"Ini adalah pesawat yang kedatangannya kami tunggu sejak lama," ujar Wakil Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya Dede Nursamsi di Jakarta, Sabtu 1 September 2012.
Menurut Dede, 16 pesawat tempur ini nantinya akan ditempatkan di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur. Pesawat-pesawat ini akan menggantikan tugas pesawat 0V-10 Bronco.
Dede mengatakan, untuk membeli satu paket yang terdiri dari delapan pesawat Super Tucano, Indonesia harus merogoh kocek sebesar US$143 juta (sekitar Rp1,36 triliun). "Kami pesan dua paket yang berarti berjumlah 16 pesawat," kata Dede.
Dia menambahkan, keempat pesawat yang tiba di tanah air hari ini diterbangkan dari Brasil menuju Indonesia oleh awak dari Embraer. Pesawat itu berangkat pada tanggal 20 Agustus 2012.
Keempat Super Tucano juga singgah 14 kali di sejumlah negara. Selama perjalanan itu, pesawat-pesawat ini melintasi 12 negara, seperti Brasil, Spanyol, Maroko, Italia, Yunani, Mesir, Qatar, Thailand, kemudian tiba di Halim dan akan berakhir di Malang.
"Total jam terbang dari Brasil hingga nanti menuju Malang sekitar 54 jam 35 menit selama kurun 14 hari penerbangan," ujarnya. (Viva)
14 Hari Melintasi 12 Negara di 4 Benua
Dari pantauan Seputar Indonesia(SINDO) di lapangan, pendaratan Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta berlangsung mulus. Sebelum mendarat, keempat unit pesawat tempur taktis tersebut terlihat terbang berjajar dalam jarak berdekatan. Satu per satu lantas berbalik arah ke sisi kiri untuk mengambil posisi mendarat di landasan. Setelah satu per satu pesawat mendarat, keempatnya melaju pelan menuju tempat parkir pesawat dibimbing sebuah mobil.
Jajaran petinggi TNI AU yang dipimpin wakil KSAU sudah menunggu sedari tadi kedatangan pesawat tersebut. Kedatangan pesawat tersebut dari Brasil bukanlah perkara mudah.Butuh waktu yang panjang untuk pesawat yang moncongnya berlukiskan hiu berwarna merah itu sampai di Jakarta.Pesawat yang dipiloti penerbang dari Embraer tersebut harus berhenti hingga 14 kali di 12 negara di empat benua.
Total jam terbang dari Brasil ke Malang sekitar 54 jam 35 menit. Menurut pilot Embraer, Capt William Souza, pesawat diberangkatkan dari pabriknya di Gaveao Peixoto San Jose dos Campos Brasil pada 20 Agustus 2012.Di Brasil pesawat berhenti dua kali,di Recife dan Fernando de Noronha Island. “Kemudian terbang ke Sal Island di Cape Verde.Perjalanan dari Brasil ke Cape Verde enam jam 15 menit,”terangnya usai mendarat.
Dari Cape Verde, penerbangan dilanjutkan menuju Gran Canaria Island di Spanyol, lalu terbang lagi ke Nador di Maroko. Dari Maroko, rombongan yang tiap pesawat diisi dua orang itu terbang ke Palermo (Italia) dan diteruskan ke Athena (Yunani). “Kemudian ke Luxor (Mesir), diteruskan ke Doha (Qatar), terbang lagi ke Muscat (Oman),” bebernya. Dari negara Timur Tengah, Super Tucano masuk wilayah Asia, yakni India.
Di negeri Mahatma Gandhi itu Super Tucano berhenti dua kali, masing-masing di Ahmedabad dan Kolkota. Penerbangan dilanjutkan ke Rayong,Thailand. “Baru kemudian masuk ke Indonesia di Medan dan hari ini (Sabtu, 1/9) tiba di Jakarta. Besok (Minggu, 2/9) ke Malang,” kata William.
Dalam kondisi normal, pesawat yang dilengkapi dua senapan mesin itu hanya sanggup terbang 3,5 jam karena daya tampung bahan bakar internal sebanyak 648 liter. “Kita pasang tiga drop tank sehingga bisa terbang selama kurang lebih tujuh jam,”tutur William Souza (sindo)
Gambar : vivanews
0 komentar → 4 Pesawat Super Tucano Pesanan TNI AU Tiba di Halim
Posting Komentar