• Kredit Export Agar Tidak di Dikte Negara Produsen Senjata

    19 Maret 2012, Jakarta: Tuduhan
    indikasi mark up terkait rencana
    pembelian enam unit pesawat
    tempur Sukhoi tipe SU-30MK2
    dari pemerintah Rusia dibantah
    oleh Menteri Pertahanan,
    Purnomo Yusgiantoro. Ia
    menegaskan pilihan
    menggunakan kredit ekspor
    karena pemerintah tidak ingin
    ada pinjaman yang mengikat.
    ‘’Kami menghindari hal itu. Kami
    harus melihat flesksibilitas
    pinjaman tersebut. Apakah
    mengikat atau tidak, menyulitkan
    kita atau tidak." katanya di
    Gedung DPR, Jakarta, Senin
    (19/3). Diskresi masalah pinjaman
    Sukhoi, ujarnya, di Kementerian
    Keuangan cq Ditjen Pengelolaan
    Hutang Negara,’’ katanya di
    gedung DPR, Jakarta, Senin (19/3).
    Sebelumnya, kementerian
    pertahanan mendapatkan banyak
    tekanan terkait pembelian enam
    unit Sukhoi menggunakan
    mekanisme kredit ekspor yang
    lebih mahal. Bukan fasilitas state
    loan yang telah disediakan oleh
    Pemerintah Federasi Rusia
    sebesar satu miliar dolar AS.
    Menurut Purnomo, rencana
    pembayaran pembelian enam
    buah pesawat melalui agen
    Rosoborontexport asal Rusia ini,
    dinilai akan lebih efektif dan
    efisien dengan menggunakan
    kredit ekspor atau state kredit
    milik Indonesia.
    Dengan mekanisme kredit
    ekspor, pemerintah bisa lebih
    memberdayakan keuangan dalam
    negeri. berbeda dengan
    menggunakan fasilitas kredit dari
    negara lain yang dikhawatirkan
    dapat mengganggu kedaulatan
    bangsa.
    ‘’Karena kita akan didikte untuk
    segala hal. Makanya, hal ini
    tolong dilihat dan bisa dijadikan
    dijadikan pertimbangan,’’ jelas
    dia.
    Apalagi, tambahnya, saat ini
    perekonomian Indonesia sedang
    dalam kondisi yang bagus.
    Sehingga, ada keinginan dari
    pemerintah untuk menggunakan
    konten lokal. Dalam konteks ini,
    berupa sindikasi perbankan
    nasional dalam pembelian
    pesawat Sukhoi.
    Ia pun menegaskan kalau
    kementerian pertahanan tidak
    pernah menunjuk agen seperti
    diindikasikan oleh beberapa LSM.
    ‘’Perjanjian kita adalah dengan
    pemerintah Rusia yang menunjuk
    Rosoborontexport, agen untuk
    pembelian pesawat Sukhoi. Kalau
    ada agen-agen lain, kami tidak
    pernah mengadakan deal dengan
    agen tersebut,’’ tambah dia.
    Sumber: Republika

    0 komentar → Kredit Export Agar Tidak di Dikte Negara Produsen Senjata

    Posting Komentar