-
Dalam kurun waktu antara Januari hingga akhir Agustus 2012, negara asing telah melakukan 14 kali pelanggaran kedaulatan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) khususnya di Kabupaten Nunukan. Pelanggaran kedaulatan yang terjadi ini secara keseluruhan dilakukan negara tetangga Malaysia.
Kapal Perang Malaysia memasuki wilayah Nunukan NKRI (img : itjen.kemhan.go.id )
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Laut (P) Eko Vidiyantho mengatakan, Malaysia melakukan pelanggaran kedaulatan dengan melakukan aktivitas yang melewati batas teritorial wilayah NKRI. Kapal perang maupun pesawat terbang milik Malaysia memasuki teritorial NKRI.
Jika terjadi pelanggaran kedaulatan di wilayah Indonesia, pihak Lanal Nunukan melakukan pemantauan dan pengusiran terhadap kapal perang maupun pesawat terbang dimaksud. Untuk upaya itu, TNI AL melibatkan Kapal Republik Indonesia yang bertugas di perbatasan dan Pangkalan Pos TNI AL di Pulau Sebatik.
Eko mengatakan, masih seringnya terjadi pelanggaran kadaulatan negara disebabkan karena hingga kini belum tercapai kata sepakat terkait batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia. "Yang terjadi muncul saling klaim wilayah masing–masing," ujarnya.
Sementara itu, Polres Nunukan hingga Agustus hanya memproses satu kasus pelanggaran laut yang melibatkan kapal trawl milik pengusaha Malaysia. Kapolres Nunukan AKBP Achmad Suyadi melalui Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Ardian Rahayudi mengatakan, pihaknya baru menindak satu kasus dimaksud.
"Yang kita amankan itu kapal trawl sama alat tangkapnya. Semuanya kita sita dan kita limpahkan ke Kejaksaan Negeri Nunukan. Untuk barang buktinya sepertit apa, pengadilan yang lebih tahu," ujarnya.
Ia tak mengerti faktor yang menyebabkan masih seringnya kapal Malaysia masuk mencari ikan di perairan Indonesia. "Saya tidak mengerti kenapa dia ambil ikan di tempat kita? Banyak ikannya mungkin. Yang pasti mereka mengambil di wilayah kita," ujarnya.
Sebenarnya, kata dia, selama ini upaya pengamanan laut sudah dilaksanakan dengan maksimal. Nyatanya aparat berhasil menangkap para pelaku pencuri ikan dari Malaysia.
SUmber : Tribun -
Angkatan Udara negara-negara ASEAN sepakat meningkatkan kemampuan perwira pertama di tingkat kapten berupa pelatihan dan pendidikan tertentu. Tujuannya bisa menjadikan mereka makin profesional sebagai perwira dan membentuk kader-kader yang tangguh.
Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Kuala Lumpur, Selasa, menyatakan, "Targetnya adalah profesionalisme pada Angkatan Udara." Dia salah satu peserta kunci The 9th Asean Air Chiefs Conference yang digelar di negara itu.
Dikatakan dia, melalui pendidikan ataupun pelatihan untuk para staf junior itu, maka mereka sudah saling mengenal sejak awal, sehingga mempermudah mencari solusi apabila ada permasalahan terutama dengan sesama negara ASEAN.
Dalam pertemuan AACC itu juga dibicarakan mengenai bahasa yang akan digunakan dalam pendidikan dan pelatihan tersebut, apakah menggunakan bahasa Indonesia, Melayu ataupun Inggris. "Mengenai penggunaan bahasa masih belum ada kesimpulan mana yang dipergunakan," katanya.
Saat ini sedang dirumuskan sejumlah inisiatif yang bisa dilaksanakan antar sesama angkatan udara anggota Asean. "Bila sudah terbentuk maka tahun berikutnya akan direalisasikan," kata dia.
Pendidikan ataupun pelatihan nantinya seperti pelatihan managemen, penggunaan peralatan seperti pesawat C-130 Hercules, NAS-332 Super Puma, dan lain-lain yang dipakai sesama anggota ASEAN
Sumber : Antara -
TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat akan mengoperasikan dua kapal pintar yang bertujuan untuk memberikan bantuan pendidikan dan pelatihan terhadap anak-anak usia sekolah hingga Sekolah Menengah Atas di wilayah pesisir Indonesia.
Kapal Pintar adalah kapal yang didesain dan dibuat untuk dapat digunakan sebagai sarana “perpustakaan bergerak”, yang dilengkapi buku-buku pengetahuan dan alat peraga yang ditujukan untuk anak-anak usia sekolah hingga Sekolah Menengah Atas di wilayah yang selama ini belum terjangkau secara maksimal, sebagai bagian dari Program Bhakti TNI Angkatan Laut.
Demikian diungkapkan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soerparno, ketika merealisasikan rencana tersebut, saat menjalin Kesepakatan Bersama dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk, dan PT Bank BRI (Persero) Tbk, untuk memanfaatkan secara maksimal segala sumber daya yang ada pada kedua lembaga untuk kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di di Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap Jakarta Timur, Senin (10/09/2012)
“Pengoperasian kapal pintar tersebut didasari suatu realita bahwa masih banyak anak-anak usia sekolah yang tinggal di kawasan pesisir pantai, atau di pulau-pulau terpencil dan terluar, belum mendapatkan kesempatan belajar sebagaimana mestinya karena keterbatasan fasilitas pendidikan yang tersedia,” ujar Kasal.
Menurutnya, rencana Anggaran dan Biaya (RAB) perunit dalam pengadaan Kapal Pintar ini senilai Rp 3.000.000.000,- (Tiga milliar rupiah), merupakan anggaran sumbangan dari PT Bank BNI (Persero) Tbk., dan PT Bank BRI (Persero) Tbk. dalam wujud sebuah Kapal Pintar Perpustakaan Bergerak. Spesifikasi teknis Kapal Pintar tersebut, yakni: panjang 16,5 meter, lebar 3,10 meter, kedalaman 1,85 meter, draft 0,85 meter, bobot 5,2 ton, kecepatan 12 knot, menggunakan dua mesin pendorong diesel, satu mesin generator listrik, serta dilengkapi dengan AC.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini (PKS, tambah Kasal, merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama (PKB) sebelumnya pada Tahun 2010, ketiga instansi, yakni TNI Angkatan Laut, PT Bank BNI Tbk., dan PT Bank BRI (Persero) Tbk. telah menandatangani Piagam Kesepakatan Bersama (PKB), selanjutnya pada Tahun 2012 ini dilaksanakan direalisasikan penandatanganan dua Perjanjian Kerja Sama (PKS) sekaligus antara TNI Angkatan Laut dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk, dan PT Bank BRI (Persero) Tbk, dalam program pengadaan Kapal Pintar Perpustakaan Bergerak.
Kedua Perjanjian Kerja Sama tersebut adalah: Perjanjian Kerja Sama antara TNI Angkatan Laut dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk. TNI Angkatan Laut sebagai Pihak Kesatu diwakili oleh Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Sugianto Suwardi, sedangkan PT Bank BNI (Persero) Tbk. sebagai Pihak Kedua diwakili Direktur PT Bank BNI (Persero) Tbk. Krishna Suparto, dan Perjanjian Kerja Sama antara TNI Angkatan Laut dengan PT Bank BRI (Persero) Tbk.
TNI Angkatan Laut sebagai Pihak Kesatu diwakili oleh Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Sugianto Suwardi, sedangkan PT Bank BRI (Persero) Tbk. selaku Pihak Kedua diwakili oleh Direktur Bisnis Kelembagaan PT Bank BRI (Persero) Tbk. Asmawi Syam.
Penandatangan Perjanjian Kerja Sama tersebut disaksikan secara langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, Direktur Utama PT Bank BNI (Persero) Tbk. Gatot M. Suwondo, Direktur Utama PT Bank BRI (Persero) Tbk. Sofyan Basir, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M., para Asisten Kasal, para Pangkotama TNI Angkatan Laut, para Kepala Dinas jajaran Mabes TNI Angkatan Laut, serta para pejabat teras lainnya dari ketiga instansi.
Melalui penandatangan ini ketiga instansi sepakat untuk saling melengkapi dalam bentuk kerja sama yang saling menguntungkan dengan memanfaatkan setiap potensi dan keunggulan yang dimiliki masing-masing pihak, untuk kepentingan pengembangan lembaganya dalam upaya mendukung program pembangunan nasional guna kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia, di bidang pendidikan.
Sumber : Pelita Online -
Walaupun Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyadari betapa pentingnya penguatan keamanan maritim, tahun ini pemerintah belum mampu melakukan penguatan. Sebagai contoh, upaya pemekaran kekuatan armada laut yang sudah diinginkan jauh-jauh hari masih sulit terwujud.
Penambahan armada laut baru belum bisa diwujudkan
Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan anggaran pertahanan yang 42 persennya terserap untuk belanja pegawai sulit untuk membangun kekuatan armada laut.
Walaupun anggaran pertahanan pada 2012 mencapai 77 triliun rupiah, Kemhan belum bisa memenuhi target pembangunan armada. Pemekaran armada kekuatan laut membutuhkan anggaran besar.
Dia khawatir pemekaran akan gagal jika dilakukan secepatnya. Pemekaran armada membutuhkan personel yang banyak dan konsekuensinya membutuhkan dana besar.
"TNI tidak diperkenankan mengembangkan kekuatan jika dengan pengembangan itu nantinya menuntut pemenuhan personel melebihi jumlah yang dimiliki," kata Sjafrie, di Jakarta, Minggu
Sumber : Koran Jakarta -
Komandan Korem 121 Alambhana Wanawai, Kolonel (Inf) Binarko Sugihantyo mengatakan bahwa TNI telah mengibarkan bendera merah putih di Pulau Gambar, yang sempat dikabarkan akan dijual melalui website.
Pulau Gambar
"Sabtu tanggal 8 September, tim kecil dari sejumlah pihak seperti Pos TNI AL Kendawangan, Kodim Ketapang, anggota Polsek Kendawangan dan masyarakat sudah berkunjung ke Pulau Gambar," kata Binarko kepada sejumlah wartawan di Pontianak, Senin.
Berdasarkan hasil kunjungan tersebut, pantai tersebut luasnya sekitar 3,3 hektare.
Ia melanjutkan, ada dua pulau yakni Pulau Gambar Besar dan Pulau Gambar Kecil.
"Pulau utama, Pulau Gambar Besar sebagian besar berupa batu-batuan, tidak berpenghuni, sedikit pantai berpasir," ujar dia.
Sedangkan Pulau Gambar Kecil, hanya terdiri dari batu-batuan dan sangat kecil.
Ia mengungkapkan, warga setempat pernah melaporkan bahwa beberapa tahun lalu ada kapal pesiar yang membawa orang asing merapat di pulau terdekat dan berenang ke Pulau Gambar Kecil.
"Tetapi untuk dokumentasinya tidak ada sehingga masih berupa informasi saja," ujarnya.
Mengenai kemungkinan Pulau Gambar sebagai tempat penyu bertelur, ia menilai sejauh ini kondisinya agak kecil.
"Karena hanya sedikit pantai berpasirnya," kata Binarko Sugihantyo.
Jarak tempuh dari Kendawangan sekitar 2 - 3 jam menggunakan speedboat. Sedangkan menggunakan kapal kelotok, sekitar 8 - 10 jam. "Tergantung cuaca dan ombak," kata dia.
Gugusan Pulau Gambar airnya sangat jernih dan masih bebas dari polusi sehingga tempat habitat banyak biota laut.
"Kalau di website, disebut sebagai lokasi lobster. Mungkin saja, karena lokasinya masih bersih," kata Binarko.
Sumber : Antara -
Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam suatu upacara militer di Lapangan Arafuru, Markas Komando Koarmabar, Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Senin (10/9).
Ulang Tahun Koarmabar (img : koarmabar)
Pangalima Koarmabar (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Sadiman, diwakili Kepala Staf Koarmabar, Laksamana Pertama TNI M. Atok Urrahman memimpin pelaksanaan upacara tersebut.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dalam amanat tertulis dibacakan Kasarmabar mengatakan, tanggal 10 September 1945 memiliki arti sangat penting bagi perkembangan TNI Angkatan Laut. Sebab tanggal tersebut menjadi fakta sejarah dan tonggak awal lahir dan berdirinya TNI Angkatan Laut.
Oleh karenanya setiap tanggal 10 September selalu melaksanakan upacara peringatan hari lahirnya TNI Angkatan Laut.
Lebih lanjut, KSAL mengatakan keberhasilan yang telah diraih dan dicapai oleh segenap jajaran TNI AL sejak berdirinya hingga saat ini, merupakan hasil perjuangan panjang yang tidak terlepas dari pengorbanan serta pengabdian para pendahulu dan tidak boleh disia-siakan.
Untuk itu, TNI AL harus tetap memantapkan jati dirinya dan terus meningkatkan profesionalisme, agar dapat memenuhi tuntutan dan tantangan tugas yang diamanatkan oleh rakyat dan bangsa Indonesia.
Selanjutnya, KSAL mengatakan menyikapi perkembangan lingkungan strategis dihadapkan kepada konstelasi gegografi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, TNI AL dituntut untuk lebih berperan aktif dalam menjaga dan menjamin kepentingan nasional di laut.
Oleh karena itu, pembangunan TNI AL harus konsisten dari generasi ke generasi secara berkelanjutan diarahkan guna membangun kekuatan dan kemampuannya sesuai visi TNI AL yaitu “terwujudnya TNI AL yang handal dan disegani”.
Visi tersebut, menurut KSAL, harus dijabarkan dan diimplemantasikan menjadi beberapa misi yang harus dipedomani oleh semua jajaran TNI AL. Antara lain pembinaan kekuatan dan kemampuan Angkatan Laut yang berkelanjutan secara efektif dan efisien, menjamin tegaknya kedaulatan dan hukum, keamanan wilayah laut, keutuhan wilayah NKRI serta terlaksananya diplomasi Angkatan Laut dan pemberdayaan wilayah pertahan laut. Juga mewujudkan personel TNI AL yang bermoral dan profesional, mewujudkan kekuatan TNI AL menuju kekuatan pokok minimum (minimum essential force), menjamin terlaksananya tugas-tugas bantuan kemanusiaan, mewujudkan organisasi TNI AL yang bersih dan berwibawa serta mewujudkan keluarga besar TNI AL yang sehat dan sejahtera.
Kepala Dinas Penerangan Koarmabar, Letkol Laut Agus Cahyono melalui siaran persnya, menyebutkan peringatan HUT TNI Angkatan Laut ini dihadiri oleh segenap pejabat teras, Komandan Satuan dan Komandan KRI di jajaran Koarmabar serta seluruh personel baik militer maupun Pegawai Negeri Sipil.
Sumber : Jurnas -
Mendekati akhir perjalanan keliling dunia KRI Dewaruci 2012 saat ini (5/9) berada di perairan Teluk Aden Somalia yang sangat sarat dengan perompakan dilaut. Untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang tidak di inginkan Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto memerintahkan kepada seluruh prajuritnya agar meningkatkan kewaspadaan selama kapal melewati daerah rawan perompakan tersebut.
KRI Dewaruci
Dari pelabuhan Jeddah berbagai persiapan telah dilakukan, antara lain penambahan sarana stelling / perlindungan berupa 200 sak pasir yang di beli dai Jeddah , kemudian di susun berlapis di beberapa tempat yang dianggap rawan ( haluan, lambung kiri/ kanan , buritan dan geladak isyarat ) . Pembekalan pengetahuan persenjataan / penyegaran penguasaan berbagai type senjata yang akan di gunakan saat peran jaga perang kepada seluruh prajurit oleh Lettu Laut (P) Hairul Aziz perwira dari Satuan Pasukan Katak Koarmatim di bantu oleh dua anggotanya yang kebetulan mengikuti pelayaran kali ini.
Pembekalan pengenalan berbagai macam senjata yang akan dipergunakan meliputi senjata GPMG kaliber 7,62 mm, MINIMI kaliber 5,56 mm, SSI-SPG kaliber 5,56, STAYER kaliber 5,56 dan AK-47 kaliber 7,62 kesemuanya di sampaikan secara singkat dan jelas.
Pada jam 14.00 (03/9) kapal mulai memasuki perairan Teluk Aden Somalia, diposisi 12 ͦ . 11’ 50” U dan 043 ͦ. 58’ 13’’T kapal sudah pada posisi rawan perompakan. Oleh karena itu di berlakukan peran jaga perang lambung kiri/ lambung kanan. 77 prajurit yang berada di kapal mulai dari Komandan hingga pangkat terakhir tidak luput dari tugas yang mulia ini.
Dua devisi penjagaan di bentuk mengahadapi ancaman yang mungkin akan dihadapi. Devisi satu di pimpin langsung oleh Dan KRI DWR dengan 37 prajurit ( 7 Pwa, 11 Ba dan 19 Ta) siaga penuh Lambung Kanan kapal mulai jam 06.00 hingga 12.00 dan jam 18.00 hingga 24.00 dengan persenjataan 14 AK 47 yang di operasikan oleh Prajurit KRI. Sementara itu di geladak isyarat di tempatkan senjata yang di operasikan oleh prajurit Kopaska antara lain senjata GPMG, MINIMI, SSI- SPG DAN STAYER.
Sedangkan Devisi dua di pimpin langsung oleh Palaksa KRI DWR May Laut (P) Osben Alibos Naibaho dengan 38 prajurit ( 7 Pwa, 11 Ba dan 20 Ta ) siaga di Lambung Kiri kapal mulai jam 12.00 hingga 18.00 dan jam 24.00 hingga 06.00 dengan persenjataan yang sama seperti devisi satu.
Peran Jaga perang berlangsung selama 2 hari sangat menguras tenaga para prajurit di kapal karena saat itu suhu udara sangat panas melebihi kota- kota sebelumnya yang pernah di singgahi selama pelayaran keliling dunia 2012.
Perjalanan KRI Dewaruci dari Jeddah menuju Oman dengan kecepatan kapal 7 Knots akan memakan waktu selama 8 hari, dua hari menelusuri Teluk Aden yang di apit oleh negara Yaman di lambung kiri kapal dan negara Somalia di lambung kanan kapal.
Peran jaga perang berakhir pada jam 16.00 (5/9) pada posisi 13 ͦ 50’ 20” U dan 050 ͦ. 39’ 00’’T .. Dengan keadaan aman tanpa gangguan maupun kontak dengan perompak- perompak Somalia , dan kapal pun melaju dengan tenang nenuju pelabuhan berikutnya di Oman. (Dispenarmatim) -
Setelah peluncuran secara resmi KCR Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran KRI Kelewang-625 pada tanggal 31 Agustus 2012 di galangan PT Lundin Banyuwangi, maka program selanjutnya untuk penyiapan KCR tersebut masuk ke jajaran TNI AL adalah pelatihan Calon Pengawak (Cawak) KRI Kelewang-625.
Pelatihan Calon Awak KCR Trimaran KRI Kelewang-625
Program pelatihan Calon Pengawak KRI Kelewang-625 secara resmi dimulai pada awal September bertempat di Galangan PT Lundin Banyuwangi. Pelatihan Calon Pengawak KRI Kelewang-625 ini diselenggarakan selama 14 hari yang diikuti oleh 33 personel calon pengawak KRI tersebut.
Sebagaimana diketahui, KCR Trimaran ini adalah jenis kapal pertama yang menggunakan teknologi komposit serta desain dengan bentuk tiga lambung serta peralatan sewaco yang modern yang akan dilengkapi oleh persenjataan meriam CIWS dan rudal C705.KCR Trimaran KRI Kelewang-625
Pelatihan yang secara resmi dibuka oleh Dansatgas Yekda KCR Trimaran Kolonel laut (T) Heru Sriyanta di galangan PT Lundin ini akan berakhir pada pertengahan September dengan harapan setelah pelatihan tersebut para pengawak KRI Kelewang-625 dapat mengoperasikan dengan penanganan terbaik seluruh peralatan yang ada di kapal dengan baik,sehingga dapat memperpanjang usia pakai kapal mejadi lebih lama. (Dispenarmatim)
Sumber : Komaritim -
Dari pelabuhan Watusampu, dermaga Angkatan Laut di Palu, kapal perang KRI Hiu 804 meluncur pelahan. Angin laut yang membuai di teluk Sulawesi itu seakan meredam teriknya udara siang.
Foto dokumentasi kegiatan di KRI Hiu 804 (ANTARA)
Perjalanan ke arah Pantai Tanjung Karang Donggala, Sulawesi Tengah, ditempuh dalam dua jam.
Inilah tamasya yang sesungguhnya: kapal perang yang meluncur tanpa ketergesaan. Para penumpang dipersilakan menikmati eksotisme tebing-tebing di sekitar Palu. Mengirup hawa sejuk laut. Menyaksikan hamparan air laut sebening kaca.
Di geladak tingkat dua, pergelaran karaoke dengan organ tunggal disemarakkan para penyanyi amatir. Para amtenar dari pusat maupun daerah, laki-perempuan di atas umur 50 silih berganti unjuk kemampuan olah vokal. Mereka melantunkan lagu-lagu nostalgia, ya, selaras dengan usia mereka. Seorang ibu dengan bobot tubuh tak kurang dari 70 kilogram menembangkan "Rain and Tears" dari Demis Roussos.
Begitu lagu bernada sedih itu rampung, seorang bapak berambut putih menyambungnya dengan "Take My Hand for a While" gubahan Glen Campbell. Suara serak pak tua itu tampaknya menghibur pendengarnya yang berusia sebaya. Para ibu dan bapak yang melewati hidup lebih dari seabad itu ikut menggumamkan bait-bait melodramatis.
Barangkali karena tak merasa terbuai oleh lagu-lagu kenangan tempo dulu, segerombol wartawan hengkang dari ranah karaoke. Mereka menuruni anak tangga setinggi tiga meter menuju geladak tingkat satu di bagian haluan. Dari tempat ini, suara serak para penyanyi amatir ditelan angin laut. Yang terdengar hanya deru kapal yang dibuat PT PAL Indonesia pada 1995.
Kisah lucu Ambalat
Menyaksikan keindahan laut, teluk dan tebing pegunungan di Palu tak perlu berlama-lama. Bisa membosankan. Tak jauh dari kerumunan wartawan, seorang awak kapal, Letnan Dua (Laut) Elfan sedang berdiri tegak.
Seorang wartawan muda dari harian Kompas menyalaminya. Dia memulai dengan pertanyaan standar: "Mas, kapal perang ini pernah beroperasi ke mana saja?"
"Wah, ya sudah kemana-mana, Mas," jawab Letda Elfan, dengan logat arek Suroboyo.
"Pernah ke Ambalat?" seorang reporter MetroTV menyela.
"Pernah juga."
"Pernah berhadapan dengan kapal perang Malaysia?" sahut jurnalis media dalam jaringan atau online.
Letda Elfan yang masih bujangan itu tergelak sebelum memulai cerita tentang pengalamannya saat kapal perang RI berhadapan dengan kapal perang Malaysia. Inilah penuturan Letda Elfan yang diwarnai gelak tawa wartawan di sela-sela cerita tentang percekcokan Ambalat.
"Mereka memang kurang ajar, Mas," tutur Elfan menyebut awak kapal perang Malaysia yang pernah dijumpainya di perairan perbatasan RI-Malaysia. Awak kapal perang Malaysia itu suka melakukan provokasi dengan sengaja melintasi tapal batas.
"Yang mereka langgar nggak jauh sih. Paling-paling cuma sepuluh meter dari tapal batas. Mereka lalu teriak-teriak. Begitu kami datang untuk mengusir, mereka segera meluncur kembali ke dalam wilayah mereka."
Teriak-teriak gimana, Mas?" tanya wartawan.
"Ya macam-macam. Ada yang memaki pakai kata `jancuk, jancuk". Apa nggak kurang ajar itu? Eh, rupanya angkatan laut Malaysia itu ada orang dari Surabaya, dari Tegal, dari Solo," kata Elfan.
Kalau sudah teriak-teriak dengan kata-kata kotor gaya Suroboyoan itu, Elfan dan awak kapal lain segera mengambil botol, mur, baut bekas dan melemparkan benda-benda keras itu ke arah mereka. Tentu saja, lemparan itu tak sampai mengena kapal karena mereka meluncur dan menjauh dari kapal perang RI.
"Kenapa nggak sampean takut-takuti," sergah wartawan. "dengan mengarahkan moncong meriam ke kapal mereka?"
Elfan tertawa ngakak mendengar ucapan pertanyaan wartawan itu.
Lalu berkatalah Elfan: "Nggak boleh kita menggunakan intimidasi. Menggerakkan moncong meriam dikit aja, udah melanggar hukum internasional."
Jarak terdekat yang pernah dialami kapal perang RI berhadapan dengan kapal perang Malaysia, ujar Elfan, sekitar 30 meter. Jika tidak ada provokasi, awak kapal perang kedua negara itu bisa saling berkomunikasi.
Dari komunikasi ini Elfan mengenal beberapa awak kapal perang Malaysia yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Mereka adalah generasi muda yang lahir di Malaysia dari orang tua mereka yang berasal dari Surabaya, Tegal, Solo dan daerah lain, tapi mereka sudah menjadi warga negara Malaysia.
Para wartawan senang mendapat informasi yang menghibur dari pemuda harapan bangsa itu. Setidaknya, penjelasan Elfan tentang situasi si Ambalat menambah perspektif wartawan ketika menulis kasus yang berkaitan dengan perkara tapal batas perairan Indonesia dan Malaysia.
Sebelum mengakhiri percakapan, seorang wartawan kantor berita nasional bertanya pada Elfan: "Apa benar, kata media massa, kapal perang Malaysia lebih canggih dari kapal perang kita?"
"Itu tidak benar, Mas. Di negara mana pun, kecanggihan kapal perang itu sangat dirahasiakan. Kalau mereka mengaku lebih canggih, ya bisa saja. Kita pun juga bisa mengaku seperti itu," tutur Elfan.
Perjalanan siang itu terasa tak membosankan dengan hadirnya Letnan Dua Elfan. Beberapa menit kemudian kapal perang yang diberi lisensi dari Galangan Kapal Luersen Jerman kembali berlabuh di dermaga Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah setelah rencana berlabuh di Pantai Tanjung Karang Donggala dibatalkan.
Para wartawan dan penumpang lain meninggalkan kapal sementara awak kapal perang yang dipersenjatai rudal buatan China itu masih harus berbulan-bulan di atas kapal untuk menunaikan tugas negara, menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selamat bertugas Letnan Dua Elfan dan kolega.
Jalesveva Jayamahe!
Sumber : Antara -
Empat penerbang TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma akan tiba di Jakarta dengan membawa pesawat C-295 tanggal 21 September mendatang. Keempat penerbang itu yakni Letkol Pnb Elistar Silaen Komandan Skadron Udara 2 Lanud Halim, Mayor Pnb Destianto, Mayor Pnb Trinanda dan Kapten Pnb Reza Fahlifie.
Saat ini mereka masih berada di Air Bus Military, Sevilla, Spanyol untuk menjalani Training dengan menggunakan pesawat C-295 Air Bus Military selama kurang lebih tiga Bulan dari Bulan Juli sampai September 2012.
"Saat ini program training kami sudah melaksanakan latihan simulator sebanyak 48 jam, mulaidari tanggal 5 Sepember kami sudah flight training degan pesawat C-295 Air Bus Military , dan rencana training sampai dengan tgl 14 September" ujar Komandan Skadron 2 Letkol Pnb Elistar Silaen. Lebih lanjut Komandan Skadron Elistar, mengatakan bahwa latihan training masing-masing pilot dilaksanakan Enam jam terbang. "Rencana ferry pesawat C- 295 Air Bus Military sementara tanggal 17 September dan tiba di Indonesia tanggal 21 September" ujarnya.
Selain Penerbang TNI Angkatan Udara dua penerbang Test Pilot dari PT Dirgantara Indonesia (DI) Ester Gayatri saleh dan Novirsta Mafriando Rusli serta satu Flight Test Engineer Heru Riadhi Soenardi juga melakukan training dengan menggunakan pesawat C-295 di Air Bus Military, Sevilla, spanyol.
Pesawat C-295 buatan Air Bus Military yang bekerja sama dengan PT DI direncanakan akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma menggantikan operasional pesawat F-27 yang belum lama dinyatakan tidak boleh terbang.
Sumber : Kompas -
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mengingatkan kembali betapa pentingnya penguatan wilayah maritim. Terlebih luas wilayah maritim Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Wilayah Indonesia sama dengan luas Moskwa (Rusia) ditambah Bublin (Irlandia Utara), Berlin (Jerman), dan Roma (Italia).
TNI AL Harus Menambah dan Memperkuat KRI Untuk Menjaga Wilayah Maritim Indonesia
"Posisi geografis seperti ini berpotensi menjadi penghambat mutlak bagi lalu lintas laut global," kata Dorodjatun dalam orasi ilmiahnya saat wisuda mahasiswa Pascasarjana Universitas Pertahanan, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat (7/9).
Tak hanya itu, tambah dia, sekitar 40 persen pelayaran dunia pun harus melalui perairan Indonesia, mulai dari Pasifik ke Hindia. Bisa saja tak melewati Indonesia, namun konsekuensinya harus memutar sekitar 6.000 nautical mile melewati Australia. "Tentu tidak akan ada yang menghendakinya," ujar Dorodjatun.
Strategis posisi geografis maritim Indonesia ini dinilai akan memicu konflik di perbatasan hingga perang total, terutama dengan sembilan negara yang bertetangga. "Tentunya kita tak kehendaki itu. Saya berharap Indonesia sudah harus memperkuat MOOTWA (Military Operations Other Than War). Apalagi negara kita juga rawan terkena bencana alam," kata dia.
Salah satu kemungkinan kecelakaan transportasi laut yang harus diwaspadai adalah kecelakaan kapal tanker dan kapal selam nuklir di perairan Indonesia. Militer Indonesia juga dituntut memiliki respons tinggi terhadap bencana di laut. Militer yang tak responsif akan membuat upaya penyelamatan terganggu, terutama karena begitu luasnya wilayah perairan dan kendala cuaca.
Dorodjatun berharap pemerintah menyiapkan generasi yang akan datang agar lebih melek pengetahuan bahari. Apalagi Indonesia akan mengalami ledakan demografi. "Tanpa rakyat yang terdidik dan sejahtera, kemampuan pertahanan kita akan lemah," kata peraih penghargaan Mahaputera Adi Pradana pada 2005 itu.
Ancaman Tinggi
Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengingatkan ancamanan untuk menggoyang keutuhan NKRI yang tinggi di era sekarang. Tingkat kompleksitas ancaman sangat tinggi, tidak saja dari luar, tapi juga dari dalam negeri.
Pesan itu disampaikan Purnomo di hadapan 31 wisudawan Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) dari program pascasarjana program studi Strategi Perang Semesta Angkatan III dan program studi Ekonomi Pertahanan Angkatan I.Anggota Marini Menjaga Pulau Terluar NKRI
Purnomo menuturkan pada abad ke-21, kompleksitas ancaman dan tantangan sangat tinggi. "Ancaman tersebut sangat tinggi, menggoyang kutuhan NKRI. Aktornya bukan hanya dari luar, tetapi dari dalam negri juga," papar dia.
Menhan berharap para wisudawan memperhatikan ciri-ciri perubahan abad ke-21 yang penuh dinamika tersebut. "Teori yang diterima dari pendidikan Universitas Pertahanan harus dipraktikkan di dunia nyata, harus dapat diimplementasikan pada masyarakat," kata dia.
Dari 31 wisudawan, 24 di antaranya adalah prajurit TNI dan 7 orang sipil. Mereka berasal dari program studi Strategi Perang Semesta Angkatan sebanyak 30 orang dan satu orang asal program studi Ekonomi Pertahanan Angkatan.
Rektor Universitas Pertahanan, Syarifuddin Tipe, melaporkan hingga saat ini Unhan telah mewisuda 159 lulusan secara keseluruhan. Jumlah mahasiswa sekarang mencapai 399 orang. "Terdiri dari 187 prajurit TNI, 210 orang sipil, dan 2 mahasiswa mancanegara, yaitu dari Australia dan Brunei Darussalam," imbuh dia.
Sebelumnya, Ketua Institut Keamanan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2MI), Laksdya TNI Y Didik Heru Purnomo, saat meluncurkan IK2MI, mengatakan 13 instansi yang berhubungan dengan pengelolaan keamanan dan keselamatan laut dinilai kurang efektif. Apalagi masing-masing instansi masih mengedepankan ego sektoral.
"Keamanan dan keselamatan laut harus ditangani maksimal di dalam bentuk kelembagaan yang pas. Kita bisa belajar dengan negara lain," kata Didik.
Mantan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) itu menyatakan pembentukan IK2MI merupakan upaya menyumbang pemikiran untuk memberdayakan masyarakat maritim dengan regulasi yang tepat. "Saat ini, pemberdayaan masyarakat maritim belum maksimal. Masih banyak kasus pencurian ikan dan perdagangan manusia," kata dia.
IK2MI, lanjut dia, hadir untuk mengeliminasi bentuk kejahatan di laut, terutama di tataran pemikiran. Lembaga ini juga akan terus mengingatkan bahwa penguasaan kelautan merupakan agenda penting untuk menyejahterakan masyarakat. Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan.
Mantan Kalakhar Bakorkamla, Laksdya (Purn) Djoko Sumaryono, juga melihat koordinasi keamanan di laut masih saling tumpang tindih. "Bahkan cenderung bolong-bolong," ujar dia.
Dari segi regulasi, dia juga melihat cenderung lambat. Sebagai gambaran, untuk membuat peraturan mengenai kebijakan kelautan, legislatif dan eksekutif Indonesia membutuhkan waktu hingga 11 tahun. UU Kelautan pun sama, dibutuhkan waktu lima tahun dan sampai sekarang belum terbentuk.
"Laut kita masih sangat bolong dan terbuka. Belum ada pengamanan yang maksimal. Pemerintahan di laut belum diterapkan optimal," kata dia.
Sumber : Koran Jakarta -
Sehari setelah menyandang pangkat bintang tiga, Komandan Korps Marinir Letnan Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin mengambil apel khusus di Lapangan Apel Bhumi Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (6/9/2012). Apel Khusus tersebut dihadiri prajurit Korps Marinir wilayah Barat.
Komandan Korps Marinir Letnan Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin
Dalam kesempatan tersebut Dankormar menyatakan, militansi dan loyalitas adalah modal utama sebagai Prajurit Korps Marinir dalam melaksanakan tugas dan berkiprah di Nusantara, dengan modal tersebut prajurit Korps Marinir telah mampu menoreh prestasi yang luar biasa dan mampu hadir di setiap kancah pertempuran dan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih lanjut Dankormar menambahkan, “dan berkat kerja keras dan loyalitas kalian, saya mendapat penghargaan untuk menjadi perwira tinggi Korps Marinir bintang tiga. Untuk itu saya berpesan kepada kalian, wahai prajurit-prajurit petempur sejati untuk terus berlatih dan berlatih sehingga kalian benar-benar menjadi prajurit yang profesional. Dan kita semua berharap ini adalah langkah awal yang baik untuk pengembangan Korps kita ke depannya agar Korps Marinir akan dipimpin oleh Pati Marinir Bintang Tiga. Untuk itu kita harus terus bekerja keras dan mengabdikan diri kepada bangsa dan negara kita ini dengan dilandasi dedikasi, militansi dan loyalitas,” tambah Dankormar.
“Disamping itu, kalian harus mampu berbuat baik dan memberi arti yang baik di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Beri kontribusi yang positif terhadap masyarakat dimanapun kalian berada,” demikian tegas Dankormar Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin.
Dalam apel khusus tersebut hadir Brigjen TNI (Mar) A. Faridz Washington sebagai Incoming Commandant Korps Marinir, Kepala Staf Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari N., Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana serta para pejabat teras Korps Marinir lainnya.
(Dispen Komar)
Sumber : TNI AL -
Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI S.M. Darojatim membuka Latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Kolinlamil tahun 2012 dalam suatu upacara militer bertempat di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (03/09).
Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI S.M. Darojatim membuka Latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Kolinlamil tahun 2012
Panglima Kolinlamil dalam amanatnya mengatakan Latihan SAR dan Sea Survival yang akan dilaksanakan ini merupakan salah satu kegiatan pembinaan kemampuan prajurit untuk meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan unsur, khususnya dalam melaksanakan SAR dan Sea Survival dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok Kolinlamil.
Latihan merupakan salah satu kebutuhan satuan operasi, dengan latihan SAR diharapkan para peserta latihan dapat memahami prosedur dan mampu melaksanakan pencarian serta pertolongan terhadap korban kecelakaan di laut. Sedangkan dengan latihan Sea Survival, para peserta latihan diharapkan akan mampu untuk mempertahankan diri dalam menghadapi situasi yang tidak diinginkan berupa kecelakaan yang sewaktu-waktu dapat terjadi di laut, tambahnya.
Sementara itu, Asops Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Abdul Rasyid Kacong, S.E., selaku Papelat dalam laporannya menjelaskan Latihan dengan tema “Melalui Latihan SAR dan Sea Survival Tahun 2012, Kolinlamil siap meningkatkan profesionalisme dan kesiapsiagaan unsur dalam rangka menunjang tugas pokok TNI dalam OMSP” ini, dilaksanakan mulai hari ini hingga tanggal 20 September yang diawali dengan kegiatan teori secara klasikal dan latihan kering, dilanjutkan dengan pelaksanaan latihan di laut Jawa, perairan Kepulauan Seribu dan Pantai Banongan.Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI S.M. Darojatim memeriksa Peralatan Latihan SAR dan Sea Survival Kolinlamil tahun 2012
Latihan SAR dan Sea Survival Tahun 2012 diikuti oleh 775 orang terdiri dari pelaku 700 orang, pelatih dan pendukung 75 orang dengan menggunakan KRI Teluk Hading-537, KRI Teluk Parigi-539 serta alat bantu peraga dari Basarnas. Selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) adalah Kolonel Laut (P) Tri Satrya Wijaya yang sehari-harinya sebagai Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) Jakarta, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan latihan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas pokok Kolinlamil.
Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksma TNI Muhammad Atok Urrahman, Kaskolinlamil Laksma TNI I.N.G.N. Ary Atmaja, S.E., para Asisten Pangkolinlamil, para Kadis Kolinlamil, Dansatlinlamil Jakarta, perwakilan dari Satpaskaarmabar, BNPB serta Basarnas. Bertindak selaku Komandan upacara dalam kegiatan kali ini Letkol Laut (T) Deddy Coredikris Lau yang sehari-hari sebagai Kasubdisren di Dinas Pemeliharaan Kapal (Disharkap) Kolinlamil.
Pembekalan Teori Evakuasi Medis
Pelaku Latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Kolinlamil tahun 2012 mendapat pembekalan teori dasar pertolongan evakuasi medis kepada korban kapal tenggelam/kecelakaan di laut,dari perwira Dinas Kesehatan (Diskes) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) bertempat di Gedung Laut Natuna Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (04/09).Pembekalan Teori Evakuasi Medis - Latihan SAR dan Survival TNI AL
Latihan kering pertolongan evakuasi medis yang disampaikan oleh perwira Diskes Kolinlamil ini merupakan pelajaran teori yang dimaksudkan sebagai bekal bagi prajurit yang berdinas di kapal perang dalam menangani terjadinya korban kecelakaan di laut. Ini merupakan salah satu rangkaian pembekalan kepada para peserta latihan SAR dan Sea Survival yang dipimpin Dansatgas Kolonel Laut (P) Tri Satrya Wijaya.
Dalam latihan ini tim dari Diskes Kolinlamil yang terdiri dari tiga perwira dan enam personel bintara tamtama yang dipimpin Mayor Laut (K/W) Jamilah mewakili Kadiskes Kolinlamil Letkol Laut (K) drg. Ridwan Purwanto, MARS, menjelaskan kepada prajurit kapal perang yang tergabung dalam serial latihan kering SAR dan Sea Survival.
Menurut Tim pengajar, Latihan SAR dan Sea Survival di laut pada hakekatnya merupakan suatu kebutuhan personel yang berdinas di kapal perang. Diharapkan dengan adanya latihan ini, sumber daya manusia khususnya prajurit TNI AL yang berdinas di kapal perang dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi khususnya di laut, sehingga mampu bertindak untuk memberikan bantuan pertolongan apabila terjadi kecelakaan di laut.
Materi yang disampaikan pada pembekalan ini meliputi keterampilan berenang tanpa alat, protap pertolongan korban diantaranya teknis pengangkatan korban secara perorangan maupun berpasangan, dan juga secara tim. Pertolongan permukaan air, pertolongan dalam air, pengenalan peralatan penyelamatan di laut, penggunaan isyarat, pencarian dan pertolongan, pengetahuan tentang kesehatan penyelam, renang dengan peralatan, teknik terjun ke laut, teknik menarik korban di permukaan, teknik penyelaman, pengetahuan tentang P3K, pengetahuan tentang keadaan darurat, maupun membaca tabel dekompresi, membuat perencanaan penyelaman.
Prajurit KRI Tingkatkan Kemapuan SAR dan Sea Survival
Pada hari ketiga latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) tahun 2012, para pelaku latihan diberikan pembekalan materi dayung yang dilaksanakan di dermaga Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu(05/09).Prajurit Latih Kemampuan SAR dan Sea Surviva
Materi dayung yang berupa teori dan praktek lapangan ini disampaikan oleh Mayor Laut (P) Indra, yang sehari-harinya menjabat sebagai Kadepsenbah KRI Tanjung Nusanive-973 dan Kelasi Sandy sebagai instruktur yang merupakan atlet dayung Kolinlamil. Materi latihan ini disampaikan dengan tujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan personel KRI untuk melaksanakan SAR dan Sea Survival di laut.
Menurut Mayor Indra, latihan yang dilaksanakan ini masih merupakan rangkaian pelajaran dalam pelaksanaan latihan kering,teori dan praktek di laut sebelum pelaksanaan di medan latihan yang sebenarnya.
Dalam latihan ini digunakan dua perahu karet dan sejumlah pelaku latihan SAR dan Sea Survival dari KRI Tanjung Kambani-971 serta dari KRI Tanjung Nusanive-973.
Masih dalam rangkaian kegiatan tersebut juga diadakan serial latihan pemadam kebakaran (PMK) yang dilaksanakan personel Denmako Kolinlamil dipimpin langsung oleh Mayor Laut (P) Budiadi Perwira Staf Operasi (Pasops) Detasemen Markas Komando (Denmako) Kolinlamil, sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan personel Kolinlamil sebagai unsur pertahanan pangkalan.
Kegiatan ini dilaksanakan di lapangan apel dan di dermaga, diikuti oleh segenap prajurit Denmako yang tergabung dalam tim PMK dari Bintara, Tamtama, serta PNS Kolinlamil.
Pendalaman Materi Cara Bertahan Dilaut
Prajurit KRI di jajaran Kolinlamil sebagai Pelaku Latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Kolinlamil Tahun 2012, mendapatkan pendalaman materi cara bertahan di laut yang diberikan oleh Satuan Pasukan Katak Komando Armada RI Kawasan Barat (Satpaskaarmabar) di Gedung Laut Natuna Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, kemarin (Kamis,06/09).Komandan Detasemen Satpaskaarmabar Mayor Laut (T) Arie Cahyo Sampaikan Materi Materi Sea Survival
Materi Sea Survival atau cara bertahan di laut ini disampaikan oleh Komandan Detasemen (Danden) I Satpaskaarmabar Mayor Laut (T) Arie Cahyo. Ia mengatakan Sea Survival merupakan suatu usaha untuk mempertahankan hidup di laut dari ancaman kelaparan/kahausan serta bahaya lainnya yang ditimbulkan oleh lingkungan, dalam rangka mencapai daratan terdekat atau menunggu suatu pertolongan, dengan tujuan untuk mampu mempertahankan hidup dengan memanfaatkan lingkungan.
Menurutnya, dalam usaha mempertahankan hidup di laut terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi, antara lain pengaruh dari luar diantaranya gelombang, angin, suhu dan cuaca, serta binatang. Sedangkan pengaruh dari dalam antara lain lapar dan haus, sakit akibat luka, mabuk laut serta stress atau tekanan mental.
Dalam mempertahankan hidup di laut, paling utama adalah mempertahankan daya apung dengan mengenali benda-benda apa saja yang dapat menambah daya apung dan bagaimana cara mengurangi kelelahan dengan berenang secara teratur ke tujuan yang ditentukan, bersikap tenang dan tidak panik, tidak melakukan gerakan yang tidak perlu, melawan arus serta istirahat dengan sikap terlentang dengan menaruh pelampung pada tengkuk.
Mempertahankan diri terhadap lingkungan dengan perlindungan terhadap matahari dengan membasahi muka setiap kali kering dan usahakan wajah tertutup baik dengan topi maupun sapu tangan serta usahakan menghindari gangguan serta menarik perhatian ikan buas dengan sikap tenang.
Disamping itu, juga dipaparkan mengenai tantangan yang akan dihadapi dalam survival antara lain ketakutan, kedinginan, kesakitan, kehausan, kelaparan, kelelahan, kebosanan dan kesunyian,
Dengan diberikannya materi ini diharapkan prajurit Kolinlamil sebagai Pelaku Latihan Search and Rescue (SAR) dan Sea Survival Kolinlamil Tahun 2012 memiliki kemampuan bertahan hidup dengan menggunakan peralatan yang ada, kemampuan dalam menghadapi bahaya, kemampuan ketahanan dalam menghadapi bahaya serta memiliki hasrat untuk tetap hidup.
Sumber : Kolinlamil TNI AL -
Wilayah perairan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dinilai masih rawan tindakan kriminal seperti perompakan atau pembajakan kapal. Untuk itu, TNI AL dan kepolisian akan meningkatkan pengawasan dan patroli di laut untuk memperkecil ruang gerak pelaku kejahatan.
"Aksi pembajakan kapal oleh pelaku kejahatan di Kepri semakin sering terjadi, dan tindakan para pembajak semakin nekat dengan melukai aparat dan merampok senjata milik aparat," kata Panglima Armada Barat RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI Sadiman, di Batam, Kamis (6/9).
Menurut dia, wilayah perairan Kepri masih terbilang rawan dengan aksi-aksi kriminalitas. Hal itu bisa diketahui dari seringnya aksi perompakan. Dua aksi pembajakan kapal terjadi pada hari Rabu (5/9). Perompakan pertama terjadi pada Tugboat Leo 1 yang menarik tongkang Prince Capricorn 1 di Perairan Selat Riau.
Tugboat itu hendak kembali ke Dumai setelah membongkar sekitar 4.000 ton minyak mentah di pelabuhan CPO Kabil Batam. Pelaku yang diperkirakan lebih dari empat orang berhasil melumpuhkan tujuh anak buah kapal (ABK) dan aparat Brimob yang bertugas. Pelaku kemudian membawa kabur barang-barang berharga dan sebuah senjata laras panjang milik anggota Brimob beserta amunisinya.
Perompakan kedua terjadi pada tanker Bum Chin berbendera Hong Kong yang sedang berlabuh di Pelabuhan CPO Kabil. Pelaku berhasil menggasak barang-barang berharga milik ABK yang semuanya warga negara asing. Pelaku berhasil membawa kabur beberapa barang kapal, di antaranya beberapa mesin kompresor kapal.
"Pelaku di dua aksi perompakan beberapa hari lalu ternyata merupakan sindikat yang sudah lama beroperasi di wilayah Perairan Selat Malaka," kata dia.
Sementara itu, pada bulan sebelumnya, terjadi perompakan di Perairan Karimun, Provinsi Kepri, yang menimpa kapal berbendera Singapura. Namun, para pelaku perompakan berhasil ditangkap aparat TNI AL di tempat persembunyianya setelah aksi tersebut.
Kepala Staf TNI AL (Kasal), Soeparno, mengatakan wilayah Perairan Kepri, khususnya Batam, memang perlu mendapat perhatian khusus mengingat lokasinya yang cukup strategis berbatasan dengan negara tetangga dan berada di jalur lintasan perdagangan dunia, yakni Selat Malaka.
"Perairan Batam sangat rawan atas berbagai tindakan kejahatan dan pertahanan. Bila tidak dikawal dengan baik, memungkinkan praktik penyelundupan dan tindakan kriminal lainnya," kata dia. Untuk meminimalisasi aksi kejahatan di Perairan Kepri, aparat keamanan perlu dilengkapi dengan peralatan canggih karena pelaku kejahatan di laut saat ini sudah menggunakan peralatan canggih. Beberapa peralatan yang diperlukan, seperti kapal selam, penambahan kapal patrol dan penambahan personel.
Markas Komando
Kasal mengatakan untuk memperkecil ruang gerak pelaku kejahatan di Perairan Kepri, khususnya Batam, TNI AL telah membangun Dermaga Markas Komando Lanal Batam senilai 23 miliar rupiah. Dermaga tersebut akan digunakan untuk mempertahankan kedaulatan RI dan mengatasi tindakan kejahatan seperti praktik penyelundupan dan aksi kriminalitas lainnya.
Dengan adanya markas komando tersebut, diharapkan birokrasi lebih efi sien dan akan semakin banyak aparat TNI yang bertugas mengawasi Perairan Kepri. Dengan demikian, ruang gerak para pelaku kejahatan semakin sempit sehingga aksi-aksi kriminal bisa dihindari dan dicegah.
Secara terpisah, Ketua Institut Keamanan Keselamatan Maritim Indonesia (IK2MI), Laksdya TNI Y Didik Heru Purnomo, saat meluncurkan IK2MI, mengatakan 13 instansi yang berhubungan dengan pengelolaan keamanan dan keselamatan laut dinilai kurang efektif. Apalagi masing-masing instansi masih mengedepankan ego sektoral.
Sumber : Koran Jakarta -
Batalyon Marinir di Batam, Provinsi Kepulauan Riau diharapkan sudah berdiri pada 2014, kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Marnini TNI AL
"Pembentukan Marinir di Setokok, Batam masih dalam proses perencanaan. Kita sangat berharap sudah siap pada 2014," katanya saat meninjau Latihan Gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Ranai, Natuna, yang digelar Selasa hingga Jumat (4-7 September 2012).
Panglima mengatakan, TNI saat ini terus melakukan konsolidasi dengan Pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepri dan BPN terkait pematangan lahan yang dialokasikan untuk markas Batalyon Marinir Setokok.
"Pematangan lahan dalam artian lahan yang dialokasikan untuk bangunannya telah resmi dihibahkan oleh pemerintah daerah kepada TNI. Selain itu, kita juga sedang menyiapkan proses penganggaran untuk pembangunan itu," ucapnya.
Menurut Panglima, keputusan memilih Setokok sebagai pangkalan Marinir karena posisinya dekat dengan Selat Singapura, Selat Philips dan Selat Malaka.
"Kita tidak ingin situasi damai di Selat Singapura dan Selat Malaka yang sudah kita lakukan dan tekan selama ini kembali berkembang seperti dulu, atau yang lebih buruk lagi," ucapnya.
Oleh karena itu, katanya, TNI perlu melakukan penambahan kekuatan untuk lebih mendekatkan pasukan pada daerah-daerah yang rawan.
"Memang selama ini kondisi di Selat Philips juga relatif aman dan stabil dengan dijaga oleh pasukan yang telah ada di wilayah tersebut serta pasukan dari Jakarta yang ditugaskan di sana. Dengan adanya penambahan pasukan melalui batalyon yang akan dibangun, maka tidak ada lagi penambahan pasukan dari Jawa," tuturnya.
Panglima berharap dengan pendirian Batalyon Marinir di Batam akan memberi reaksi yang lebih cepat, lebih responsif terhadap ancaman stabilitas keamanan di perbatasan.
"Terpenting adalah mempercepat reaksi penangkalan terhadap para perompak yang ingin melakukan kegiatan di sana," katanya. (RDT/H-KWR)
Sumber : Antara -
Latihan bersama berskala multilateral Angkatan Laut delapan negara dengan nama sandi “Kakadu Exercise 2012” telah memasuki tahap manuver lapangan yang berlangsung di perairan sebelah utara Australia. Sebanyak 18 kapal perang dari delapan negara memenuhi perairan sebelah utara Australia itu untuk melaksanakan tahap sea phase dalam latihan bersama hingga tanggal 13 September 2012.
Dalam tahap sea phase ini, materi latihan yang dilaksanakan meliputi: Marine Skills, SAR Ex, Boarding Ex, CASEX, Gunnery Ex, Cross Deck Landing, RAS Ex, ADEX, Encounter Maritime Terror Ex, dan Multiwarfare Ex. Seluruh kapal perang yang terlibat bergerak dari pelabuhan Forth Hill Wharf Darwin, Australia menuju laut lepas dengan bentuk formasi yang telah ditentukan.
Latihan bersama “Kakadu Exercise 2012” yang diselenggarakan oleh Royal Australian Navy (RAN) selaku tuan rumah, merupakan latihan bersama setiap dua tahun. Latihan ini dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan kerja sama antarnegara di Asia Pasifik, sehingga diharapkan dapat mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan. Latihan ini diikuti oleh Angkatan Laut 8 (delapan) negara, terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Indonesia, Perancis, Jepang, Selandia Baru, Singapura, dan Thailand.
Dari 18 kapal perang yang terlibat latihan, Angkatan Laut Australia mengerahkan 9 kapalnya, yakni HMAS Darwin, HMAS Dechaineux, HMAS Perth, HMAS Warramunga, HMAS Sirius, HMAS Bathurst, HMAS Ararat, HMAS Gascoyne, dan HMAS Huon; Angkatan Laut Brunei satu kapal yakni KDB Darussalam, Perancis satu kapal FNS Vendemiaire, Jepang satu kapal JS Shimakaze, Selandia Baru dua kapal yakni HMNZS Te Kaha dan HMNZS Endeavour, Singapura dua kapal RSS Stalwart dan RSS Valiant, Thailand satu kapal HTMS Rattanakosin, dan dari Indonesia TNI AL mengerahkan kapal perang TNI AL KRI Frans Kaisiepo-368 didukung satu unit helikopter TNI AL jenis Bolcow BO-105. Selain kapal perang beberapa negara mengerahkan juga beberapa pesawat tempur dan helikopternya.
Keikutsertaan TNI AL dalam latihan ini dimaksudkan sebagai ajang komparasi profesionalitas prajurit dalam menguasai berbagai problem latihan yang dilaksanakan, sekaligus untuk menguji kemampuan alutsista yang dimiliki dihadapkan pada kemampuan alutsista negara lainnya. Hal ini karena pada latihan “Kakadu Exercise 2010” yang dilaksanakan di Darwin, Australia dua tahun yang lalu, TNI AL hanya berperan sebagai observer. Sedangkan pada latihan Tahun 2012 ini TNI AL mengikuti semua rangkaian latihan yang dilaksanakan.
Dalam latihan “Kakadu Exercise 2012” ini masing-masing peserta akan diuji kemampuannya dalam mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin, taktik serta prosedur operasi laut sesuai referensi yang telah ditetapkan, mengaplikasikan operasi tempur laut dalam kegiatan peperangan anti kapal permukaan, anti kapal selam, dan pertahanan udara, menguji kemampuan dalam mengaplikasikan prosedur Maritime Interdiction Operation (MIO) terhadap kapal-kapal yang dicurigai serta prosedur penanganan SAR, mengasah kemampuan dasar kepelautan (Marine Skill) bagi seluruh prajurit secara profesional, serta melatih komando dan pengendalian dan kerja sama taktis serta teknis antar unsur Angkatan Laut para peserta.
Latihan bertujuan untuk mempererat kerja sama antara TNI AL dan negara-negara peserta latihan serta meningkatkan interoperability dalam maritime security regional pada operasi multilateral. Sedangkan sasaran latihan yang ingin dicapai pada latihan “Kakadu Exercise 2012” ini antara lain: memelihara dan meningkatkan hubungan baik antara negara peserta latihan dalam rangka menjaga stabilitas keamanan regional, meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam pemahaman prosedur dan taktik operasi laut, memadukan pemahaman dan pengembangan dalam prosedur maritime security serta Standard Operational Procedure (SOP) untuk pemeriksaan di laut dan SAR.
Sumber : Pelita Online
Tampilkan postingan dengan label TNI AL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TNI AL. Tampilkan semua postingan
Langganan:
Postingan (Atom)