• Timur tengah Ajang kompetisi Cina dan AS

    Perdana Menteri Cina Wen Jiabao berangkat ke Timur
    Tengah pada Sabtu (14/1 ) dalam perjalanan ke negara-
    negara kunci penghasil minyak. Kunjungan itu dilakukan di
    tengah eskalasi ketegangan di Selat Hormuz, yang bisa
    mengganggu pasokan minyak mentah dunia.
    Wen pertama akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi -
    pemasok terbesar kebutuhan energi Cina - selama akhir
    pekan, sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab pada hari
    Senin dan kemudian ke Qatar pada tanggal 19 Januari.
    Wen akan mengadakan pembicaraan dengan para
    pemimpin tiga negara Arab dan menghadiri KTT Energi
    Masa Depan Dunia di Abu Dhabi.
    Kunjungan itu terjadi beberapa hari setelah Wen bertemu
    dengan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner, yang
    berada di Beijing untuk menggalang dukungan bagi sanksi
    baru AS yang bertujuan untuk mengembargo sektor
    minyak Iran. Namun Cina, yang bergantung sekitar 11
    persen pada impor minyak Iran, menentang sanksi
    terhadap Republik Islam.
    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Liu Weimin
    dalam jumpa pers, mengatakan, tidak rasional bahwa
    sebuah negara ingin menduniakan undang-undang
    internalnya dan juga meminta negara-negara lain untuk
    melaksanakannya. Ditegaskannya, Cina sebagai sebuah
    negara besar akan melanjutkan impor minyak Iran untuk
    memenuhi permintaan logis kebutuhan energinya.
    Shi Yinhong, seorang ahli politik di Universitas Renmin
    Beijing, mengatakan situasi tegang atas Iran akan
    menimbulkan ancaman potensial bagi pasokan energi Cina
    dari Timur Tengah. Menurutnya, selama kunjungan itu,
    pemerintah Cina ingin meminta tiga negara Arab untuk
    berbuat lebih banyak guna meningkatkan peluang damai
    dalam menyelesaikan masalah Iran.
    Penegasan Cina terhadap kelanjutan perdamaian di Teluk
    Persia di samping penentangan negara itu atas upaya
    menciptakan krisis di kawasan, pada dasarnya membawa
    pesan khusus kepada Amerika Serikat. Menurut Cina,
    perang AS di Afghanistan dan Irak serta krisis finansial
    global telah melahirkan kondisi buruk di kawasan dan
    dunia.
    Menurut para pengamat politik, pemilihan Teluk Persia
    sebagai destinasi kunjungan Wen adalah indikasi
    pentingnya kawasan itu dalam diplomasi masa depan
    pemerintah Beijing. Penurunan ekspor produk Cina ke AS
    dan negara-negara Eropa akibat krisis ekonomi telah
    mendorong kekuatan-kekuatan ekonomi dunia untuk
    mengalihkan fokusnya ke Asia. Negara-negara Teluk Persia
    selain kaya energi, juga zona penting bagi pemasaran
    produk negara-negara industri.
    Oleh karena itu, perluasan hubungan ekonomi dan politik
    Cina dengan negara-negara tersebut, tidak hanya akan
    menjamin pertumbuhan ekonomi Cina pada kondisi resesi
    global, tapi juga akan membantu memenuhi kebutuhan
    negara komunis itu terhadap sumber-sumber energi. (IRIB
    Indonesia/RM /NA)
    Tags :

    0 komentar → Timur tengah Ajang kompetisi Cina dan AS

    Posting Komentar