• Pemerintah Genjot Alih Teknologi Kapal Selam Korea


    TEMPO.CO, Batam - Wakil Menteri
    Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin
    memastikan pemerintah bakal
    mendorong percepatan alih teknologi
    pembuatan kapal perang dalam
    negeri. Selama ini industri kapal
    dalam negeri baru bisa memproduksi
    non-kapal perang, seperti kapal
    patroli dan kapal angkut. Sedangkan,
    untuk kapal selam, masih
    mengandalkan teknologi asing.
    "Pemerintah sudah memprioritaskan
    anggaran alat utama sistem
    persenjataan (alutsista) angkatan laut
    untuk transfer teknologi," ujar Sjafrie
    saat meninjau industri kapal di
    Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 4
    Januari 2012.
    Pada 20 Desember lalu, Kementerian
    Pertahanan sudah menandatangani
    kontrak pengadaan tiga unit kapal
    selam dengan perusahaan galangan
    kapal asal Korea Selatan, Daewoo
    Shipbuilding Marine Enginering
    (DSME). Menurut Sjafrie, kerja sama
    dilakukan dengan model produksi
    bersama agar terjadi alih teknologi.
    Penambahan alutsista kapal selam ini
    diharapkan menjadi wadah
    penguatan kemampuan sumber daya
    manusia (SDM) lokal dalam
    pembuatan kapal selam.
    Menurut Sjafrie, alih teknologi
    pembuatan kapal selam sudah masuk
    dalam kontrak pembelian tiga kapal
    selam itu. Berdasarkan kontrak,
    ketiga kapal ini menghabiskan biaya
    sekitar US$ 1,80 miliar yang diambil
    dari alokasi pengadaan alutsista
    tahun 2010-2014.
    Kepala Badan Sarana Pertahanan
    Mayor Jenderal Ediwan Prabowo
    mengatakan, untuk menjamin
    terlaksananya alih teknologi,
    pembuatan kapal selam ketiga akan
    dilakukan sepenuhnya di Indonesia
    melalui perusahaan produsen kapal
    pelat merah PT PAL.
    Pembuatan kapal pertama dilakukan
    sepenuhnya di Korea dengan
    mendatangkan tenaga ahli PT PAL
    Surabaya untuk belajar ke Daewoo.
    Mereka akan diminta belajar tahapan
    desain dan turut dalam tahapan
    persiapan pembangunan kapal selam
    kedua.
    Rencananya, dalam pembuatan kapal
    tahap pertama, akan dikirim sekitar
    30 tenaga ahli. Sedangkan, pada
    pembuatan kapal kedua, pemerintah
    akan mengirim hingga 130 orang
    untuk mulai terlibat dalam praktek
    pembuatan kapal selam. Barulah
    nanti pembuatan kapal ketiga
    sepenuhnya bisa dibuat langsung di
    PT PAL. "Kami berharap pada
    akhirnya SDM lokal bisa membuat
    kapal selam secara penuh," ujarnya di
    tempat yang sama.
    Ediwan menuturkan pemerintah
    menargetkan kapal selam pertama
    sudah rampung pada 2015.
    Sedangkan kapal kedua dan ketiga
    berturut-turut selesai pada 2016 dan
    2017. Pengadaan tiga unit kapal
    selam baru ini akan digunakan untuk
    melengkapi armada tempur TNI
    Angkatan Laut. Saat ini Indonesia
    baru memiliki dua kapal selam, yaitu
    KRI Cakra dan KRI Nanggala, yang
    sudah beroperasi lebih dari sepuluh
    tahun.
    Tiga kapal selam yang sudah dipesan
    ini memiliki bobot dan daya angkut
    yang lebih besar, dengan peralatan
    dan persenjataan yang lebih baru.
    "Dengan kehadiran tiga kapal selam
    baru ini, diharapkan daya tempur dan
    daya tangkal TNI Angkatan Laut
    semakin kuat," ujarnya.
    sumber: Tempo

    0 komentar → Pemerintah Genjot Alih Teknologi Kapal Selam Korea

    Posting Komentar