-
Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan telah menyetujui suntikan penyertaan modal negara (PMN) ke PT Pindad.
Dahlan Setujui Suntikan Modal Untuk Produksi Persenjataan PT Pindad
Pasalnya, BUMN senjata itu butuh suntikan modal karena membanjirnya pesanan dari luar negeri sehingga mesin produksinya harus bekerja 24 jam dan tujuh hari dalam sepekan. Meski begitu, kata dia, PMN itu harus diajukan dulu ke DPR.
“Kemarin saya ke Pindad rapat satu hari di sana memang betul peminat dari luar banyak. Tapi sekarang itu begini, di Pindad itu mesin-mesinnya sudah bekerja 24 jam 7 hari seminggu. Itu penuh sekali, manajemen Pindad meminta karena ini kaitannya dengan pertahanan akan diberikan PMN untuk investasi mesin-mesin pertahanan,” papar Dahlan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/9/2012).
Menurut dia, dengan penambahan mesin baru, sekaligus mendorong industri persenjataan Indonesia menjadi lebih kuat.
“Sayang kalau minat dari luar negeri begitu besar, tapi kita tidak bisa melayani karena keterbatasan pabrik,” cetus Dahlan.
Saat ini, kata dia, banyak mesin perusahaan itu yang sudah uzur. Menurut dia, butuh Rp 150 miliar untuk meremajakan mesin-mesin PT Pindad itu.
Sumber : Suara Pengusaha -
Industri pertahanan Indonesia mulai menggeliat dan menjadi perhatian sejumlah negara di dunia. Dan bukan hanya negara di Asia Tenggara, kini senjata serta beberapa produk dari PT Pindad mulai masuk ke sejumlah negara di Afrika dan Asia Timur. Disamping harga terjangkau, kualitas senjata buatan Indonesia juga bagus.
Panser APS-2 (6x6) buatan PT Pindad
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono dalam perbincangan dengan VIVAnews.com. Saat ini Pindad sedang gencar melakukan promosi ke sejumlah negara di benua Afrika. Promosi ke Afrika itu sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang mempromosikan produk-produk dalam negeri kepada sejumlah negara di sana."Kegiatan promosi kami lakukan dengan pemerintah. Karena pemerintah juga sekalian melakukan promosi ke beberapa negara terkait industri pertahanan yang ada di Indonesia," kata Adik.Produk-produk Pindad, katanya, memang dilirik oleh Irak dan Iran. Negosiasi dengan kedua negara itu bahkan sudah berjalan lama. Mereka berminat sebab senjata produksi PT Pindad sangat sederhana tapi akurasinya tinggi. Berbobot lebih ringan dibanding produk sejenis.Panser Anoa Pindad dalam misi PBB di libanon
"Dibandingkan dengan produk-produk Eropa, karakteristiknya berat di badan dan tidak ringan. Irak melihatnya bahwa senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," kata Adik. Penjajakan dengan negara Irak sebenarnya sudah dilakukan sejak pendudukan Amerika berakhir tahun 2003 lalu.
Tapi rupanya, tidak hanya Irak dan Iran yang berniat membeli produksi buatan Indonesia itu. Uganda dan Timor Leste bahkan sudah masuk tahap penjajakan intensif.
"Kalau untuk Iran sejauh ini belum ada deal apapun, baru sebatas proses. Sedangkan yang sudah penjajakan intensif serta uji coba alat yakni Uganda dan Timor Leste. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan deal," kata Adik.
Sumber : Viva News -
Timor Leste akan memesan panser atau tank dari PT Pindad Persero pada tahun ini. "Saat ini masih proses negosiasi, tinggal penyelesaiannya," kata Direktur Utama Pindad Adik Avianto, Sabtu, 1 September 2012.
Timor Leste Pesan Panser Produksi PT. Pindad
Ia akan berangkat ke Timor Leste pada 12 September 2012 mendatang bersama tim perusahaan untuk menandatangani surat perjanjian dengan delegasi Timor Lester. Menurut Adik, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan telah setuju dengan rencana ekspor panser.
Setelah penandatanganan, proses selanjutnya adalah membicarakan perjanjian pembayaran. Nantinya negara tersebut membayar secara kredit ke Bank Mandiri. Mengenai nilai pembelian, Adik belum bisa menjelaskan. Sebab, "Timor Leste belum memastikan jenis panser yang dipesan. Jadi tergantung kebutuhan," ujar Adik. Begitu juga dengan jumlah yang akan dipesan.
Harga panser dengan jenis 4 x 4 atau yang biasa digunakan pada medan ringan, seperti perkotaan, harga per unitnya Rp 4 miliar. Namun harga akan naik jika ditambah dengan aksesori seperti senjata atau kamera pengintai. Sedangkan panser bagi medan berat, atau jenis 6 x 6, harga per unitnya Rp 8 miliar.
Sumber : Tempo -
Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki kagum dengan Panser Anoa buatan PT Pindad. Karenanya, Al Maliki meminta Kementerian Pertahanan Irak untuk mendalami kerja sama militer antara Indonesia dan Irak.
Panser Anoa Pindad
Saat menerima Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Baghdad, Irak, Selasa (14/8), PM Irak sangat mendukung ide untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara.
Sjafrie menjelaskan bahwa Indonesia dan Irak bisa bekerja sama setidaknya di dalam dua bidang. Pertama, peningkatan capacity building melalui pertukaran perwira di antara kedua negara dan kedua melalui penguatan kerja sama peralatan militer.
Wamenhan yang didampingi Dubes Irak Safzen Noerdin, Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen Puguh Santoso, serta Dirut PT Pindad Adik Sudarsono menjelaskan bahwa PT Pindad bukan hanya mampu membuat senjata, tetapi juga kendaraan lapis baja. Selain senjata laras panjang dan laras pendek, panser buatan Pindad telah diekspor ke banyak negara.
PM Irak yang menerima cendera mata berupa senjata laras panjang SS tampak antusias melihat senjata buatan Pindad tersebut. Ia kemudian meminta pejabat yang mendampinginya untuk menindaklanjuti kemungkinan kerja sama itu dengan berkunjung langsung ke Indonesia.
Saat kemudian melanjutkan kunjungan ke Kementerian Pertahanan Irak, Sjafrie memamerkan semua peralatan dan pendukung militer yang diproduksi Indonesia. Kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Irak Jenderal Hafedz Saad, Wamenhan memperlihatkan mulai dari baju militer, topi baja, sepatu, makanan untuk tentara, hingga senjata laras panjang buatan Pindad.
Seperti halnya PM Irak, Hafedz tertarik dengan produk-produk buatan Indonesia. Ia memerintahkan beberapa direktur jenderal di Kemhan Irak untuk melakukan komunikasi dengan Dirut Pindad.
Sjafrie berharap kerja sama juga dilakukan di bidang personel militer. Wamenhan mengatakan pengalaman perang yang dijalani tentara Irak dan juga penanganan terorisme bisa menjadi bekal yang bermanfaat bagi tentara Indonesia.
"Saya kira baik kerja sama militer di antara Indonesia dan Irak kita tingkatkan. Kami juga ingin belajar pada Indonesia yang banyak berhasil dalam menangani terorisme," kata Hafedz.
Sjafrie juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Universitas Pertahanan untuk Studi Militer (DUFMS) yang dimiliki Irak. Wamenhan diterima langsung dan mendapat penjelasan dari Rektor DUFMS Letjen Jasim.
Uniknya, DUFMS di Irak adalah mereka menangani mulai dari akademi militer, sekolah staf komando, hingga lembaga ketahanan nasional. Bahkan sekarang ini DUFMS membuka akademi untuk prinsip-prinsip dan etika kemiliteran.Sumber : Media Indonesia -
PT Pindad, Produsen senjata di Indonesia saat ini sibuk menyelesaikan proyek pesanan amunisi dan peralatan tempur dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Proyek amunisi dan senjata untuk Angkatan Darat (AD) tersebut diharapkan kelar tahun ini juga.
Pindad Selesaikan Produksi Panser Anoa Pesanan TNI Pesanan dari TNI itu senilai Rp 1,3 triliun," kata Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Sudarsono kepada KONTAN Selasa (7/8). Agar kelar tahun ini juga, perusahaan menurut Adik sedang bekerja keras menyelesaikannya.
Selain menyelesaikan pesanan amunisi dan senjata untuk TNI, Pindad saat ini juga focus menyelesaikan pesanan kendaraan tempur pengangkut personil atau disebut dengan Armoured personal carrier dengan sistem penggerak 6 roda simetris.
"Kendaraan yang biasa dipanggil panser Anoa," ujarnya. Kendaraan Anoa ini, mampu mengangkut 10 personil tentara dengan 3 orang kru, 1 driver, 1 commander dan 1 gunner. "Didamping itu kendaraan ini juga dilengkapi dengan mounting senjata 12,7 mm yang dapat berputar 360 derajat," tuturnya.Senapan SS2-V1 Pindad
Tak hanya itu, Pindad juga menyelesaikan pesanan senapan serbu jenis SS2. Menurutnya, senjata jenis ini terdiri dari tiga jenis yakni SS2 V1, SS2 V2, SS2 V4. "SS2 adalah senapan serbu generasi baru kaliber 5,56 x 45 mm dengan laras kisar 7. Ringan, handal dan memiliki akurasi tinggi, dengan menggunakan popor lipat sehingga fleksibel untuk digunakan sesuai kebutuhan," jelasnya.Sumber : Kontan -
BTR-80A menjadi Panser amfibi andalan Korps Marinir TNI AL meski jumlahnya hanya 12 unit, tapi ada kesan mendalam tentang panser beroda delapan ini, BTR-80A TNI AL sudah mendapat penugasan dalam misi memperkuat batalyon mekanik pada pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Hal ini menandakan Indonesia tidak pelit untuk berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia.
BTR-80A - Marinir TNI AL
Berbeda dengan panser-panser buatan Eropa Barat dan Amerika. BTR-80A besutan Rusia tampil garang, dengan bobot lebih dari 13 ton panser ini jelas mempunyai efek deteren yang dahsyat, belum lagi pamor keluarga BTR-80 yang sudah kesohor sebagai kampiun di berbagai medan perang.BTR-80A - Marinir TNI AL Misi PBB di Libanon
Dari rancang bangunnnya, BTR-80 adalah pengangkut personel lapis baja (APC) beroda 8×8 yang dirancang KBP Tula dengan pabrik Arzamas Plant di Rusia. BTR-80 telah diproduksi dalam berbagai varian, produksi perdana dimulai pada tahun 1986 untuk menggantikan versi panser APC sebelumnya, yaitu BTR-60 dan BTR-70. Versi BTR-80A adalah varian ekspor, beberapa varian BTR-80 lainnya seperti BTR-80K (pusat komando lapangan), BMM (ambulans lapis baja) dan SVK (kendaraan angkut meriam kaliber 120mm).BTR-80A - Marinir TNI AL
BTR-80A secara resmi memperkuat Korps Marinir TNI AL pada 15 November 2002, dan ke 12 unit panser ditempatkan di dua resimen Kavaleri Marinir, yakni di Surabaya dan Jakarta. Apa saja senjata andalan panser ini? Komponen senjata utamanya yakni mitraliur 2A72 co axial (kaliber 30 mm dengan daya tembak 330 butir peluru per menit) dan senapan mesin PKT (kaliber 7,62 mm x 39 dengan untaian 2.000 butir peluru berjarak tembak 1500 meter), serta tak ketinggalan enam pelontar granat asap untuk kamuflase tempur.BTR-80A - Marinir TNI AL
Kelebihan lain BTR-80A adalah adopsi ban jenis KI-126 yang kebal ditembus peluru kaliber berat, 12,7 mm. Walau pun ban rusak parah, kabarnya tetap tidak kempes hingga 10 jam. Sebagai panser modern, awak dan pasukan dapat terlindung dari bahaya serangan senjata NBC (nuklir,biologi, kimia).BTR-80A handal melahap medan off road
BTR-80A ditenagai oleh mesin diesel YaMZ-238M2 240 PK, kemapuan mesin dapat memacu panser dengan kecepatan maksimum 80 km/jam di jalan raya dan 40 Km/jam di medan off road. Sebagai panser amfibi, panser ini mempunyai sebuah jet air untuk melaju di perairan, secara teori kecepatan di air mencapai 9 Km/jam. Saat menerjang gelombang laut, pandangan pengemudi tak terhalang debur ombak, sebab lempeng baja persegi pemecah ombak terpasang pada bagian halugan. Dan pengemudi bisa tenang mengemudi di laut berkat adanya periskop jenis TNPO-165.BTR-80A handal saat berada di perairan
Spesifikasi BTR-80A
Jumlah awak 10 (3+7)
Berat: 13,600 kg +3%
Power-to-weight ratio: 19.1 hp/t
Mesin Disel 7403 four-stroke 8-cylinder, liquid cooled, 260 hp
Roda: pneumatic, tubeless
Panjang : 7,65 meter
Lebar : 2,9 meter
Tinggi : 2,35 meter
Jejak roda 2.41 meter
Kecepatan Maksimum : 80 km/jam di jalan raya, 40 Km/jam di off road dan 9 km/jam di air
Jarak tempuh di jalan raya: 600 km
Jarak tempuh medan off road: 200 – 500 km
Jarak tempuh amfibi: 12 jamSUmber : indomiliter.com -
Suatu kehormatan bagi Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL untuk menggunakan kendaraan tempur (ranpur) Anoa yang merupakan sebuah kendaraan tempur militer lapis baja dan merupakan salah satu hasil karya terbaik anak bangsa yang diproduksi secara langsung oleh PT Pindad-Indonesia.
Kendaraan tempur Anoa produksi PT Pindad-Indonesia yang akan digunakan oleh Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL.
Salah satu kelebihan yang ada pada Anoa adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka, yaitu memiliki tingkat STANAG 3 level 3. Ini berarti, ranpur tersebut bisa menahan peluru kinetis hingga 7,62 x 51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s, serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.
Selain itu, Anoa dibekali sistem navigasi terbaru dan alat komunikasi anti-jamming. Kendaraan tempur tersebut bisa digunakan untuk bermacam fungsi, mulai dari sebagai pembawa pasukan, kendaraan komando, hingga rumah sakit berjalan, di medan tempur.
Persenjataan yang terpasang adalah senapan mesin 7,62 mm dan 12,7 mm untuk varian infanteri dan Automatic Grenade Launcher (AGL) 40 mm untuk varian kavaleri. Untuk pertahanan diri, Anoa dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2 x 3 66 mm.
Saat melakukan test drive Anoa beberapa waktu lalu, ranpur ini mampu dipacu hingga 100 km/jam. Anoa juga mampu melompati parit selebar 1 meter dan melahap tanjakan dengan kemiringan 45 derajat. Seluruh bodi Anoa dilapisi baja tahan peluru. Apabila diberondong senapan AK-47 atau M-16 dijamin tidak bakal tembus.
Pengiriman 7 unit ranpur Anoa ke Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL ini merupakan program Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Mabes TNI, dalam rangka menggantikan APC VAB - NG buatan Perancis yang sudah sejak 2006 menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan misi PBB di UNIFIL.
Kedatangan 7 unit Anoa pada Sabtu (21/7/2012) di Markas UNIFIL-Naqoura, yang juga merupakan tempat Satgas Indo FPC, disambut langsung oleh Dansatgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL Mayor Inf Wimoko dan didampingi oleh Kapten Kav I Nyoman Artawan selaku Perwira Kavaleri merangkap Pasilog Satgas.
Penggunaan ranpur Anoa oleh Satgas Indo FPC adalah untuk menunjang tugas pokok Satgas, antara lain dalam pelaksanaan patroli keamanan wilayah Markas UNIFIL (Green Hill) dan sekitarnya, pengawalan UNIFIL HoM dan Force Commander dalam rangka Tripartite Meeting antara LAF (Lebanes Armed Force), IDF (Israel Defence Force) dan UNIFIL, serta latihan-latihan gabungan dengan pasukan dari negara asing yang tergabung dalam UNIFIL.
Sumber : Kompas -
Sebelum Wapres Jusuf Kalla mencetuskan komitmen pemerintah pemerintah untuk mengadakan 150 panser bagi TNI AD, semua orang hanya bisa berangan-angan mengenai konsep Infanteri Mekanis.
Bayangkan, ketika menggelar operasi keamanan di Aceh, TNI hanya mengandalkan truk Reo alias gun truck yang dipasangi plat baja dan dipersenjatai. Ranpur yang ada VAB dan V-150 tidak dapat di maksimalkan. Keputusan ini disambut baik TNI AD, yang sudah meminta Pindad melahirkan panser mandiri saat Panglima TNI Jenderal Endrianrtono Sutarto saat itu, berkunjung ke Pindad, 14 Juli 2003.
Dilihat dari bentuk dan penggerak, tampak sekali kesamaan dengan VAB Perancis. Namun kesamaan itu berhenti pada disain dan sistem penggerak. Sementara yang lain yang membanggakan adalah seluruh kandungan bahan baku, sistem senjata dan elektronik sudah hampir 100% made in Indonesia.
Sebut saja bodi monoque yang sudah dibuat sendiri oleh Pindad, dan sistem radio UHF/VHF yang di buat PT LEN. Beberapa kelebihan lainnya, Panser Pindad dilengkapi peralatan navigasi canggih GPS dan sejumlah layar tampilan multifungsi.
Kokpit dan Kabin juga dapat dengan mudah di ubah-ubah untuk disesuaikan dengan berbagai sistem senjata dan fungsi yang akan digunakan oleh panser APS Anoa, seperti kanon anti serangan udara, panser amfibi (pansam) dan lainnya tergantung keinginan dan kebutuhan pengguna kedepannya.
Sejauh ini, sistem persenjataan panser ditumpukan pada kubah (cupola) disebelah atas kiri, yang mengadopsi SMB 12,7 mm atau pelontar granat 40 mm buatan Pindad lisensi STK Singapura.
Satu hal yang disenangi pasukan, Panser Pindad dilengkapi tiga unit AC blower, yang kebanyakan tidak terdapat pada panser sejenis (Optional). Yang mungkin harus dipikirkan kedepannya adalah menaikan kandungan lokal sampai 100% dengan memproduksi sendiri mesin yang dibutuhkan.
Terakhir, kabar yang menyebutkan sekaligus dengan munculnya prototipe Panser Kanon yang dipersenjatai kubah (CSE 90) yang menjadi rumah dari kanon Cockerill 90 mm Mk III pada pameran 2008, memberi secercah harapan. Semoga Panser Anoa kelak bisa digdaya melapaui Panser sejenis di pasaran dunia.
Panser Anoa diperlihatkan secara resmi kepada publik pada Indo Defence & Aerosace 2008 pada tanggal 19 November hingga 22 November, 2008 setelah diperlihatkan pada parade militer TNI pada 5 Oktober 2008. Pada 30 Agustus 2008, 10 panser telah diproduksi dan akan diproduksi sebanyak 150 buah untuk TNI Angkatan Darat untuk penugasan Anoa pada tahun 2009. 20 Panser ini diserahterimakan ke Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pertahanan, bagian dari kesepakatan dari 150 ke 40 unit saja karena krisis ekonomi. 40 Panser tersebut akirnya dikirim sebagai komitmen PT Pindad untuk memenuhi pesanan total sebanyak 154 Panser. 33 diserahkan kepada Kementrian Pertahanan pada 13 Januari 2010. Pindad telah menerima suntikan dana pinjaman dari Bank Mandiri, Bank BNI 46 dan Bank BRI sebagai bagian dari pembayaran untuk manufaktur Panser-Panser tersebutAnoa 4x4 Semenjak 9 April 2010 13 buah Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL . Anoa 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara. Pada 15 November 2011 Anoa varian 6x6 yang menggunakan persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali. ANOA juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan Presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI.Spesifikasi :Pabrik : PT. Pindad, Indonesia
Berat Tempur : 14 ton
Panjang : 6 meter
Lebar : 2,5 meter
Tinggi : 2,9 meter
Kru : 3 + 10 personel
Mesin : Renault MIDR 062045 inline 6 cylinder turbo-charged diesel
Transmisi : Automatic, ZF S6HP502, 6 forward, 1 reverse
Suspensi : Independent suspension, torsion bar
Kapasitas BBM : 200 liter
Jarak Tempuh : 600 Km
Kecepatan Max : 90 Km/jam ; 2,2 meter / detik di air
Senjata : 7, 62 mm GPMG / 12, 7 mm M2HB / 40 mm Grenade launcherBerikut foto Anoa berserta variannya :Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka Anoa memiliki tingkat STANAG 3, yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7.62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.★ Varian eksporMalaysia berminat untuk membeli sejumlah ANOA dari PT Pindad dan diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam Bahasa Melayu. Tidak jelas apa perbedaan dari varian ANOA 6x6 yang standar, kemungkinan besar perbedaan ada pada mesin yang tidak lagi menggunakan mesin Renault tetapi menggunakan mesin Mercedes yang kapasitasnya sama-sama 7000 cc dan 320 tenaga kuda. Diberitakan tahun 2011, Malaysia akan membeli 32 unit Anoa dengan sedikit modifikasi menurut keinginan pengguna.Selain itu beredar berita bahwa Oman dan Brunei tertarik dengan panser ini. -
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia akan memesan 32 buah panser Anoa dari PT Pindad. Oleh Malaysia, Anoa itu diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam bahasa Melayu dan kesepakatan dengan pihak negara tetangga tersebut sudah pada tahap akhir.Anoa (Foto formil kaskus)
"Malaysia mau gunakan panser 6 x 6 dan kini kami menantikan closing deal", kata Direktur Utama PT Pindad, Adik A Soedarsono, di sela-sela pameran Defence Services Asia (DSA) 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Menurut dia, saat ini pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa termasuk dengan sesama anggota Asean seperti Brunei Darussalam.
Bahkan, lanjut dia, pada saat ini ada rencana Sultan Brunei yang hadir dalam pameran DSA 2012 itu akan mengunjungi panser Rimau yang juga dihadirkan dilokasi pameran tersebut.
Ketertarikan Malaysia terhadap panser buatan pindad tersebut sudah disampaikan oleh Panglima Angkatan Tentera Diraja Malaysia, Jenderal Tan Sri Datu Sri Zulkifli Mohammad Zein, saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu.
Hal itu disampaikan Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, usai pertemuan Zein dengan Presiden Susilo Yudhoyono di kantor Presiden, Selasa (5/7). "Tadi disinggung soal panser 6x6, malaysia yang berkeinginan untuk membeli, akan terus dilanjutkan," ujar Suhartono.
Sementara itu, semenjak 9 April 2010, sebanyak 13 buah Anoa telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Panser ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara.
Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan senapan mesin berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.
Panser jenis ini juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI. (N004)
• ANTARA News
Tampilkan postingan dengan label Panser. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Panser. Tampilkan semua postingan
Langganan:
Postingan (Atom)