• According to CEO of Russia’s Almaz-Antei advanced arms makers Dr Vladislav Menshikov, his company continues work, started decades ago in the Soviet Union, to develop powerful airborne lasers capable of shooting down hostile aircraft and incoming missiles. Sources say a weapon of this kind can destroy targets travelling at altitudes of up to 40 kilometers. Chief Editor of the Natsionalnaya Oborona (National Defence) journal Dr Igor Korothcenko is ‘moderately skeptical’: “Laser weapons will catch on, but not before 30 to 40 years from now. The problem is that developing them is exorbitantly costly. In the near future, guided missiles will be doing the air defence job. In the meantime, Russia has made considerable progress in laser weapon development. Its work in this field is focused on powerful airborne laser guns.” Laser weapon R and D in the US is on hold, but is likely to be reactivated, as the Americans build missile defence systems and consider plans to take weapons to orbit. Russia is doing everything in its power to avert a costly arms race in space. sumber defence talk
  • Malaysia Ahmad Zahid Hamidi “sengaja” mengumumkan kepada pers di Hotel Shangri-La Jakarta tanggal 20 Mei 2011 bahwa 2 kapal selam Scorpene Malaysia sudah siap operasi beserta pangkalannya di Teluk Sepanggar Kinabalu Sabah. Kehadiran Zahid Hamidi di Jakarta adalah dalam rangka pertemuan para Menhan ASEAN. Malaysia telah membangun tiga pangkalan besar yang berbasis di Sabah yaitu Teluk Sepanggar, Sandakan dan Tawao. Khusus Teluk Sepanggar dijadikan pangkalan induk untuk mengawasi perairan di sekitarnya termasuk Ambalat dan didalamnya juga menjadi basis untuk pangkalan 2 kapal selamnya. Sepanjang sejarah negaranya baru tahun 2010 negara ini memiliki 2 kapal selam. Boleh jadi ingin pamer pada rumah jirannya bahwa dia sudah punya mainan baru sekalian berpesan bahwa dia tidak bisa dianggap remeh lagi. Penempatan pangkalan kapal selam di Sabah termasuk mengumumkannya di ibukota negara yang sedang bersengketa Ambalat dengan negaranya, menyiratkan makna bahwa Malaysia sedang mempersiapkan konflik terbuka dengan jirannya Indonesia. Namun disinilah letak ketidakpintaran seorang Menhan yang katanya masih asli Yogya itu. Statemen dia justru memberikan stamina baru bagi hankam dan militer Indonesia untuk menjalankan perintah konstitusi: Anda jual kami beli. Dia lupa semakin banyak dia memberikan pernyataan terbuka semakin memberikan adrenalin tempur bagi Kemhan dan TNI untuk melayani tantangan itu. Ketidakpintaran Menhan Malaysia yang memberikan pernyataan obral itu semakin menjelaskan kepada kita bahwa ada sebuah tetangga yang memang hobbynya selalu pamer. Semua jenis alutsista dan jumlahnya dipublikasikan terang benderang melalui release resmi, padahal seharusnya terutama jumlah dan lokasi arsenal tidak untuk konsumsi publik alias tak perlu diumbar telanjang. Bandingkan dengan Singapura, tak perlu umbar pernyataan, biarkan publik luar tahu dengan sendirinya tanpa harus membantah atau mengiyakan. Diam tapi mengesankan tidak untuk menantang namun jangan pandang remeh. TNI tidak berpangku tangan menghadapi manuver Malaysia. Pangkalan AL dan AU di Tarakan yang paling dekat dengan Ambalat sudah ditingkatkan kapabliltasnya. Lanud Tarakan sudah disiapkan untuk rumah inap bagi 6 F16 dan 4 Super Tucano. Berau atau Tanjung Redeb disiapkan untuk pangkalan 1 skuadron helikopter tempur. Sangatta bahkan disiapkan sebagai pangkalan induk dan aju TNI, mampu menampung 100.000 pasukan TNI untuk berjibaku menghadapi pasukan Malaysia. Manado, Palu, Gorontalo, Makassar dan Balikpapan disiapkan sebagai pangkalan pendukung. Bahkan di Gorontalo sudah tersedia 1 brigade pasukan Kostrad yang ready for war. Arsenal- arsenal baru sudah, sedang dan akan berdatangan lebih deras lagi. Matra laut dengan KCR, PKR, Kapal Selam beserta rudal dan torpedonya, Heli tempur AKS (anti kapal selam) dan AKP (anti kapal permukaan). Persenjataan Marinir berupa BTR-90, BMP3F, RM Grad, Rudal QW3, Howitzer, Roket sudah mengisi arsenal kesatrian. Matra udara dengan Sukhoi, F16, F5E, Hawk, T-50, Super Tucano, rudal jarak sedang surface to air. Matra darat dengan pembentukan Kodam baru di Kalbar, pembentukan batalyon-batalyon baru, rematerialisasi alutsista armed dan kavaleri, produksi masal roket Rhan, penempatan rudal strategis Lapan-Pindad, memperbesar skuadron Penerbad, pembentukan divisi lintas udara Kostrad dan lain-lain. Khusus untuk kapal selam, TNI AL mempersiapkan 5 kapal selam baru untuk menambah 2 kapal selam kelas Cakra yang ada saat ini. KRI Nanggala yang dioverhaul di Korsel diperkirakan selesai akhir Juli 2011. Dalam renstra TNI target kapal selam yang harus dipunyai angkatan laut kita berkisar 14-16 unit dari berbagai tipe. Untuk saat ini memang baru tersedia 2 kapal selam namun pengalaman mengoperasikan kapal selam sampai 12 biji di masa lalu merupakan prestasi tersendiri yang memberikan semangat tempur bernyali tinggi, tabah sampai akhir. Dalam kondisi terburuk jika Malaysia mau buka front atau mengganggu status quo Ambalat, armada TNI AL tidak akan tinggal diam dan akan membuka 3 front sekaligus yaitu Ambalat, Natuna dan Penang, sementara TNI AD membuka front Sarawak sebagai pre emptive strike. Di Sumatera Utara dan Aceh sudah disiapkan 1 brigade Marinir yang siap didaratkan di Penang dalam serangan amphibi. Penang harus “diganggu” untuk memecah konsentrasi pasukan Malaysia. Natuna dipersiapkan untuk memblokade logistik militer ke Malaysia Timur dan ini tugasnya Armada Barat TNI yang berkekuatan 56 KRI. Sementara satuan kapal cepat rudal berkekuatan 18 KRI akan bermanuver di selat Malaka bersama pendaratan Marinir di Penang. Ambalat sendiri akan dipertahankan oleh Armada Timur yang berkekuatan 72 KRI. Marinir akan didaratkan di Sebatik danTawao bersama penerjunan PPRC yang lain. Konflik terbuka bisa saja terjadi setiap saat namun dalam dua sampai tiga tahun kedepan diperkirakan tidak akan terjadi, kalaupun terjadi hanya berskala kecil. Jika konflik terjadi setelah tahun 2014 dipastikan TNI akan memiliki keunggulan di segala matra. TNI AU sudah punya 2 skuadron Sukhoi, 3 Skuadron F16, 1 Skuadron T-50, 2 Skuadron Hawk 200, 1 Skuadron Super Tucano, 1 Skuadron F5E dan arsenal pendukung lainnya termasuk rudal jarak sedang, pesawat intai strategis dan pesawat angkut. TNI AL sudah punya minimal 5 kapal selam, 15 Fregat, 25 Korvet, 100 KCR, 6 LPD, 2 LHD dan 30an kapal pendukung. TNI AD sudah menggelar rudal strategis Lapan-Pindad, Heli tempur Mi35, Mi17, Bell 412EP, Tank IFV, Tank Scorpion / Stormer, AMX 13, Panser Canon, Howitzer, Rudal anti tank, Roket, Batalyon Infantri Mekanis, Batalyon Rudal dan lain-lain. Tantangan Teluk Sepanggar dijawab dengan persiapan melayani tantangan tempur. TNI sudah dan sedang mempersiapkan itu. Pemerintah pun sejak tahun 2010 mengucurkan anggaran beli alutsista dalam jumlah besar termasuk menghidupkan kembali industri hankam strategis dalam negeri. Seluruh galangan kapal dalam negeri dioptimalkan untuk membangun puluhan kapal perang. PT PAL sudah bekerjasama membuat PKR dan mempersiapkan kerjasama buat kapal selam baru. Pindad memproduksi masal Panser Anoa dan Canon sementara PT DI kerjasama pembuatan peswat tempur KFX dengan Korsel. Pesan untuk rumah sebelah adalah, jangan coba menantang kekuatan militer Indonesia karena TNI bersama seluruh komponen anak bangsa akan bersinergi lahir bathin untuk melakukan counter attack yang dahsyat dan tak diperhitungkan sebelumnya. Jangan coba memancing adrenalin tempur TNI dan spirit nasionalis bangsa Indonesia karena jika itu terjadi Semenanjung akan luluh lantak dilumat, mau. ***** Jagvane / 30 Mei 2011 sumber analisisalutsista
  • Ada aura teh manis panas manakala kita menyentuh nama Purnomo, Pramono dan Subekti. Ada kehangatan yang menyegarkan manakala ketiga person ini mampu memberikan sentuhan spirit militer yang membangunkan. Spirit militer kita terangkat jelas dengan performansi dan pernyataan ketiga pucuk pimpinan piramid pertahanan RI. Purnomo Yusgiantoro pemegang kendali Kementerian Pertahanan terakhir jelas berkata ketika kasus Tanjung Datu mengemuka. Jika ada pergeseran patok perbatasan kita serang, ujarnya. Ini adalah satu dari sekian statemen pembangkit adrenalin militer yang disuarakan menteri kancil itu. Mampu memberikan semangat bagi prajurit TNI segala strata dan segala matra bahwa begitulah seharusnya suara militer yang dikumandangkan manakala ada teritori yang dilecehkan. Seirama dengan itu Pramono Edhie Wibowo, jendral angkatan darat bintang empat, jelas bersenandung ketika meeting dengan anggota DPR RI Komisi I beberapa waktu lalu. Dia bilang, Lu cabut patok gue sikat. Maksudnya dengan pertambahan alutsista TNI AD semacam MBT di Kalimantan jika ada yang berani cabut patok border ya disikat saja. Ini adalah pernyataan terang benderang walaupun konteksnya adalah agar DPR tidak mempermasalahkan pembelian MBT Leopard yang memang dibutuhkan untuk mengawal border daratan RI di Kalimantan. Dari sisi spirit militer pernyataan orang nomor satu di angkatan darat itu memberikan angin segar bahwa kurikulum militer memang untuk itu tanpa kompromi. Kodam Mulawaman yang berbatasan dengan Sabah Malaysia merupakan satu dari dua Kodam di Kalimantan yang merupakan pagar garis depan yang berhadapan langsung dengan Malaysia. Yang satu lagi Kodam Tanjungpura yang berhadapan dengan Sarawak. Adalah Mayjen Subekti Pangdam Mulawarman yang menyebut lantang bahwa Kodam Mulawarman akan diperkuat dengan 1 batalyon MBT Leopard, 1 skuadron Heli Serang berikut rudal anti tank dan satuan pemukul lain MLRS Astros II buatan Brasil. Satuan-satuan pemukul angkatan darat itu akan disebar di Berau, Malinau, Nunukan dan Sangatta bersama batalyon artileri dan infantri yang sudah tersedia. Sejatinya pernyataan tiga pimpinan piramida pertahanan RI itu mencerminkan spirit ber TNI, spirit berpertahanan yang membanggakan karena pernyataan komando itu setidaknya memberikan sinyal kepada rumah tetangga agar jangan selalu mengurusi pagar halaman kami yang sudah sah defacto dan de jure. Kita memang perlu pernyataan high adrenalin karena ini menyangkut kewibawaan teritori yang selalu diusik oleh jiran. Perilaku tetangga ini harus kita hentikan dengan cara memberikan statemen keras sekaligus mempersiapkan kekuatan alutsista di sepanjang perbatasan. Kepemimpinan jalur komando yang dianut militer yang dijiwai spirit adrenalin militer dengan lagu seperti ini diniscayakan memberikan efek gentar dan getar bagi siapa saja yang coba melecehkan teritori RI. Lontaran keras memang perlu dikumandangkan agar tidak ada lagi upaya untuk klaim teritori. Sejalan dengan itu perkuatan alutsista TNI merupakan keharusan dan kewajiban untuk memberikan nilai gaung yang jelas. Bahwa kita bukan saja bisa mengaum dengan keras namun juga sanggup menerkam bersama Leopard yang digelar di hutan Kalimantan. Ini bukan pernyataan perang tetapi memberikan ketegasan bahwa kita siap berkelahi manakala milik kita yang sah dianggap sebagai mainan teritori oleh jiran yang pongah karena merasa memiliki keunggulan militer. Kehadiran Presiden SBY di Ambalat beberapa tahun yang lalu juga memberikan pesan bahwa kawasan ini adalah milik asli RI dan jangan coba-coba untuk membelokkan opini dengan dalih apa pun. Kedatangan seorang kepala negara pada teritori yang dipersengketakan dalam bahasa diplomasi menyiratkan makna bahwa teritori itu adalah milik sah yang tak dapat dirundingkan. Demikian juga dalam komando militer karena Presiden adalah panglima tertinggi TNI, pesannya jelas bahwa militer RI siap berkelahi tanpa kompromi karena tugas militer adalah berkelahi sesuai perintah. Purnomo, orang sipil yang enerjik itu memang profil yang cerdas dan mampu membawa Kemenhan dengan segudang uang bernilai milyaran dolar untuk belanja alutsista. Tak salah memang ketika Presiden SBY menunjuk dia untuk jabatan bergengsi Kemenhan sejak tahun 2009. Pria kelahiran Semarang yang punya banyak gelar keilmuan berbagai strata Doktor, Insinyur, MA, MSc memang mampu mengemban berbagai jabatan berbobot. Sebelum ditunjuk sebagai Menhan, beliau pernah menjabat sebagai menteri ESDM dua periode dan bahkan pernah menjabat dua jabatan sekaligus dalam jabatan organisasi tingkat dunia, sebagai Presiden OPEC dan Sekjen OPEC tahun 2004. Dalam pengamatan kita hanya sekali saja raut wajah menteri kancil ini menampakkan kemarahan intektualnya ketika koalisi LSM mempermasalahkan pembelian 6 Sukhoi batch 3. Wajar saja kalau dia marah dan mengandaikan LSM itu sebagai antek asing dan kita mengamini karena memang banyak diantara LSM hanya menyanyikan lagu kebangsaan bagi bangsakunya (baca: bank saku) alias membela yang bayar. Terbukti kemudian pimpinan KPK Busyro Muqoddas mengatakan belum ada indikasi penyimpangan dalam pengadaan 6 Sukhoi TNI AU itu. Purnomo, Pramono, Subekti adalah simbol untuk menyatakan jati diri pertahanan RI yang harus dibela dengan ongkos yang mahal. Menjaga keutuhan wilayah NKRI dan kweibawaannya memang memerlukan biaya besar karena rentang perbatasan wilayah kita adalah sebesar benua Eropa. Adalah sangat layak kekuatan TNI dperkuat dengan minimal 12 skuadron tempur, 300 kapal perang, ratusan MBT dan rudal-rudal pre emptive strike. Perjuangan menuju ke arah itu sudah dan sedang dimulai. Sejalan dengan perkuatan itu, pernyataan-pernyataan petinggi militer sekali waktu memang perlu digemakan untuk memberikan nilai hentak spirit militer dan spirit berpertahanan. Jangan main-main dengan kami, itu pesannya. ********** Jagvane 02 Mei 2012 sumber analisisalutsista
  • Ekspedisi Khatulistiwa sedang digelar di bumi Kalimantan terhitung sejak 5 April 2012 sampai dengan 17 Juli 2012. Hajatan strategis ini diikuti 1.170 orang, mayoritas pasukan TNI segala matra, untuk mengenali dan mengintimi situasi geografi dan lekuk bumi Kalimantan. Utamanya di kawasan perbatasan yang menantang sekalian mensimulasi naluri tempur pasukan TNI melalui medan ralasuntai (rawa, laut, sungai dan pantai) di Kalimantan. Ini juga bagian dari “rekonstruksi operasi Anacondas-2” sebagaimana yang pernah difilmkan, meneliti flora dan fauna di pedalaman Kalimantan sembari mencari Anacondas dan anggrek merah kalau memang ada. Sekalian juga menginspeksi patok perbatasan yang sering diusili tetangga sebelah. Kepala Staf Angkatan Darat pernah bilang : Lu cabut patok gue sikat. Nah ini juga bagian dari pembuktian apakah ada patok perbatasan negara kita yang dicabut atau digeser oleh tetangga sebelah. Operasi teritorial yang melibatkan pasukan khusus TNI AD (Kopassus), Marinir, Kostrad dan Paskhas serta sejumlah ilmuwan, menwa dan relawan ternyata disikapi dengan kewaspadaan penuh oleh negara jiran Malaysia. Jauh- jauh hari pasukan Malaysia mendatangkan belasan MBT Pendekar ke Sabah dan arsenal lain di kawasan itu termasuk mengerahkan jet tempur F18 Hornet ke utara Kalimantan. Kamuflasenya adalah latihan militer ATM, katanya. Tapi kafilah tetap berlalu dengan langkah tegap walau anjing tetangga menggonggong terus. Mereka bahkan sampai mengawasi ketat pergerakan pasukan TNI yang mulai bergerak dari Sebatik menuju kawasan kabupaten Nunukan yang ada di daratan Kalimantan yaitu Simanggaris, Alang dan Lumbis. Mereka menganggap ekspedisi ini sebagai show of force sehingga harus dikawal dengan unjuk kekuatan juga. Karena merasa gerah dan gelisah mereka juga mengerahkan jet tempur Hornet ke Kinabalu dan pergerakan jet tempur ini dipantau ketat oleh radar TNI AU yang ada di Tarakan sehingga tanggal 16 April sampai dengan 20 April 2012 yang lalu TNI AU mengirimkan 1 flight jet tempur Sukhoi ke Balikpapan untuk melakukan operasi kawal udara di perbatasan. Kehadiran Sukhoi di kawasan perbatasan ini membawa manfaat bagi perjalanan ekspedisi karena setelah itu tidak ada lagi gangguan udara dari pihak sebelah. Lagian ngapain juga mengganggu, wong ini rumah-rumahku sendiri, halamanku sendiri, pohon-pohonku sendiri, tanah- tanahku sendiri. Upaya gangguan ini mencerminkan ketidakdewasaan tetangga sebelah terhadap hajatan kenduri kita menjelajah perbatasan milik kita karena mereka menganggap itu ancaman. Ekspedisi khatulistiwa merupakan bagian dari upaya memoles kawasan border untuk lebih mengenali lintang dan bujur perbatasan. Termasuk di dalamnya pegunungan dan lembah, sungai dan gambut, kultur masyarakat setempat, komunikasi dengan masyarakat perbatasan, menggali informasi intelijen untuk kajian militer agar kawasan ini dapat diikat suasana keindonesiaannya dari sisi hankam. Ekspedisi ini dibagi dalam 8 group koordinat yang menjelajah hutan di wilayah kabupaten Sambas, Sanggau, Putussibau, Murung Raya, Hulu Sungai Tengah, Kutai Barat, Malinau dan Nunukan. Ekspedisi bergengsi kebangsaan ini terdiri dari komando pengendalian, tim penjelajah, tim komunikasi dan tim peneliti. Pada saat yang sama 2 Kodam di Kalimantan lagi berbenah. Kodam Mulawarman yang berbatasan dengan Sabah Malaysia sedang bersiap diri menyambut berbagai alutsista baru diantaranya 1 batalyon MBT Leopard, 1 skuadron heli serang Penerbad, MLRS, rudal surface to surface, rudal surface to air, Howitzer bersamaan dengan pembangunan batalyon infantri, artileri dan kavaleri. Sementara Kodam Tanjungpura yang berbatasan dengan Sarawak juga membangun satuan-satuan tempur baru yaitu batalyon artileri dan kavaleri. TNI AU sudah menempatkan 1 skuadron jet tempur Hawk di Pontianak dan menanti kedatangan 1 skuadron pesawat tanpa awak (UAV). Sejalan dengan itu 3 bandara di Kaltim sedang dalam tahapan retrofit agar bisa didarati pesawat Hercules untuk mobilitas pasukan. Ketiga Lanud itu adalah Long Bawan Krayan, Long Ampung dan Datah Dawai di Long Nunuk Kutai Barat. Dari sisi Hankam ketiga Bandara ini bernilai strategis karena berada pada wilayah yang tak jauh dari border. Bandara Long Bawan mempunyai nilai historis dalam era Dwikora tahun 1964 dengan pendaratan Hercules yang dramatis itu. Operasi Khatulistiwa ini di back up oleh sedikitnya 12 batalyon organik di 2 Kodam yang ada di Kalimantan bahkan di kawasan perbatasan Kalimantan saat ini dijaga oleh batalyon Linud Kostrad yang didatangkan dari Jawa. Selain itu Penerbad juga mengerahkan armada heli tempur untuk mengawal personel yang sedang menjelajah kawasan perbatasan. Sementara TNI AU menyiagakan jet tempur Hawk yang berpangkalan di Pontianak disamping pesawat pengintai. Seharusnya Malaysia tak perlu gelisah karena ekspedisi ini merupakan urusan rumah tangga RI. Wajar dong kalau RI berupaya untuk merawat pagar halamannya dan sesekali dikunjungi dengan rombongan besar. Adalah wajar juga karena ini menyangkut perencanaan pertahanan negara. Jadi tidaklah beralasan kalau rumah tangga disebelah kita itu merasa gelisah dan gerah lalu berupaya membayangi dan menakut- nakuti personel TNI dengan gerakan gerilya atau patroli udara termasuk mengerahkan MBT segala. Silakan bergerilya Pakcik tapi jangan salahkan kami kalau tiba-tiba saja pasukan anda disergap oleh Kopassus. Di hutan rimba segala sesuatu bisa terjadi dengen cepat, tepat, senyap karena ini teritori tempur Kopassus yang paling ideal. Kalau tak percaya silakan coba. ****** Jagvane 03 Mei 2012 sumber analisisalutsista
  • 16 Mei 2012, Senayan: Anggota Komisi I DPR RI Salim Mengga menangkis tudingan di seputar pengadaan alutsista pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Yakni, soal transparansi pengadaan dan dugaan adanya anggota Komisi Pertahanan yang menerima komisi dari pemerantaan jual-beli. Salim Mengga mengatakan, pembelian alutsista tersebut menggunakan sistem 'G to G' (Government to Government) alias kesepakatan bisnis antarpemerintah kedua negara. Proses transaksi pembelian Sukhoi itu dilakukan oleh pemerintah RI dan Rusia secara transparan tanpa intervensi dari Komisi I. "Perusahaan yang ditunjuk Rusia adalah Rosoborn Export. Sedangkan yang berhubungan dengan Indonesia adalah perusahaan resmi yang ditunjuk pemerintah Rusia. Dan, kita tidak kenal dengan PT Trimarga," ujar Salim Mengga saat melakukan interupsi dalam Sidang Paripurna DPR, Rabu (16/5). Penjelasan itu ia sampaikan untuk menanggapi interupsi dari anggota Fraksi Hanura, Akbar Faisal. Akbar mempersoalkan pengadaan pesawat tempur Sukhoi yang diduga tidak transparan dan melalui perantara pihak ketiga. Menurut Salim, tak ada kaitan sama sekali antara pengadaan pesawat tempur Sukhoi dengan pesawat sipil komersial Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Spesifikasi kedua pesawat tersebut sangat berbeda. Lagi pula, pengadaan pesawat sipil bukanlah urusan Komisi I. Ia lantas menegaskan bahwa tak ada satu pun anggota Komisi I yang menerima sesuatu atau kesepakatan tertentu dalam pengadaan pesawat tempur Sukhoi sesuai usulan Kementerian Pertahanan. "Kalau ada anggota komisi I yang pergi makan malam karena persoalan pesawat tempur Sukhoi itu, tunjukkan saja orangnya. Saya selaku anggota komisi I yang tergabung dalam Panja Alutsista tidak merasa diundang oleh siapa pun, dan saya tidak pernah menginjak restoran ataupun hotel untuk membicarakan soal alutsista," tegas politisi Demokrat ini. Salim Mengga menyesalkan sikap saling curiga di antara anggota DPR. Apalagi jika hal itu disampaikan dalam forum sidang paripurna yang mestinya jadi ajang DPR untuk membulatkan suara. Jika ada hal yang belum jelas soal ini, kata dia, maka seyogianya dipertanyakan ke komisi terkait. "Sebelum menyampaikan sesuatu di forum seperti ini, sebaiknya melakukan klarifikasi dulu ke Komisi I yang membidangi persoalan alutsista. Jangan terjadi fitnah sesama kita," ujarnya. Sumber: Jurnal Parlemen
  • Vietnam has continued to receive 3 more advanced fighters Su-30MK2, in total Vietnam has 23 Su-30MK2 because one of the aircraft crashed during trial test in Russia (photo : Aviator 007) "Rosoboronexport" and "Sukhoi" company set in Vietnam three multipurpose fighter Su-30MK2, said the military-diplomatic source. "Aircraft have been delivered to the customer. In the near future they will become part of the Vietnamese Air Force, "- said the source. He noted that at the Komsomolsk-on- Amur Aircraft Production Association is building the next batch of fighter jets destined for delivery to Vietnam in accordance with the previously signed contracts. The interviewer reminded the agency that currently are in operation two contracts to supply aircraft to Vietnam. First, the total cost of about $ 400 million, provides for the delivery of eight Su-30MK2, the second contract, worth, according to unofficial data, is already a billion dollars Vietnamese Air Force will receive 12 Su-30MK2. These contracts also provided for the supply of weapons, equipment and spare parts for these aircraft. Earlier it was reported that in the future of Vietnam may buy another 24 Su-30MK2. Previous batch of four aircraft was delivered to Vietnamese Air Force in December last year. This time it was sent to Vietnam three rather than four Su-30MK2 due to the fact that one of the fighters destined for Vietnam, crashed during a flyby in February of this year. "In the near future, the delivery schedule will be restored. Construction of the new aircraft is already under way in Komsomolsk-on-Amur, "- said the source. According to the correspondents' military- industrial complex, news agencies ARMS- TASS and Interfax-AVN (VPK-News )



  • Rabu, 16 Mei 2012 17:10 WIB | Dibaca 1243 kali Jakarta (ANTARA News) - KRI Sultan Hasanuddin– 366 bertolak menuju Lebanon dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI-AL di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu. Dia akan bergabung dengan Satuan Tugas Maritime Taks Force (MTF) Kontingen Garuda XVIII-D/ UNIFIL dan MTF 448 UNIFIL. Tugas utama membantu Angkatan Laut Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya, mengamankan garis pantai, mencegah penyelundupan senjata melalui perairan kewilayah Lebanon serta melaksanakan patroli rutin, latihan bersama dan kegiatan lain. Keberangkatan KRI Sultan Hasanudin–366 menuju Lebanon, dilepas melalui satu upacara militer yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Soehartono, didampingi Kepala Staf TNI-AL, Laksamana TNI Soeparno, dan Wakil Kepala Staf TNI-AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, serta sejumlah pejabat teras TNI lainnya. Satgas MTF dimana KRI Sultan Hasanuddin-356 tergabung, akan bertugas di wilayah perairan Libanon selama enam bulan. KRI Sultan Hassanudin–366 menggantikan KRI Sultan Iskandar Muda–367, yang beberapa waktu lalu telah kembali ke Tanah Air setelah tergabung dengan Satgas MTF di Lebanon selama kurun waktu enam bulan. Kekuatan TNI-AL dalam Satgas MTF/UNIFIL dengan ujung tombak KRI Sultan Hassanudin–366, korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dari Satuan Kapal Eskorta Koarmatim Surabaya, juga satu helikoper Bolcow-Blohm BO-105. Di dalam lambung kapal perang ini terdapat 25 perwira, 44 bintara, dan 24 tamtama, dan 11 personel non ABK. KRI Sultan Hasanuddin–366 merupakan kapal keempat TNI-AL keempat yang pernah bergabung dengan pasukan internasional di Lebanon. Sebelumnya TNI-AL pernah mengirimkan KRI Sultan Iskandar Muda–367, KRI Frans Kaisepo–368, serta KRI Diponegoro–365. Kesertaan Indonesia dalam gugus tugas pasukan PBB membuktikan profesionalitas tentara Indonesia diakui dunia. (*)

  • JAKARTA
    - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin selaku Ketua High Level Committee (HLC), Selasa (8/5)  meninjau perusahaan swasta nasional dalam negeri  pembuat Helm dan Rompi Anti Peluru, PT.  Saba Wijaya Persada  di Jelambar, Jakarta Barat.
     
    Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menyampaikan terima kasih kepada Wamenhan atas kesempatannya dapat berkunjung ke perusahaannya. Pihaknya juga menyampaikan rasa senangnya dapat turut berperan serta mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.
     
    Dalam rangka meningkatkan potensi dan partisipasi serta untuk pengembangan perusahaannya, pihaknya terus berharap mendapatkan dukungan,  bimbingan dan arahan dalam rangka pengembangan dan perbaikan untuk menuju yang lebih baik.
     
    Lebih lanjut Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada juga menyampaikan kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Kemhan dan TNI mulai tahun 2009 hingga saat ini. Pada awalnya PT. Saba Wijaya Persada mendapatkan kesempatan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru  level II dan Rompi Anti Peluru level IV dari Babek TNI pada tahun 2009.
    Selanjutnya, pengadaan produksi dalam negeri di tahun 2010 akhir, perusahaannya mendapatkan kesempatan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru yang diproduksi dalam negeri dengan kontrak sejumlah 1724 buah. Dan pada tahun 2011  pengadaan Helm Anti Peluru oleh Kemhan 1724 buah dan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru  kedua untuk TNI AD sebanyak 1149 buah.
     
    Atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan tersebut, Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menjelaskan perusahaannya banyak mendapatkan pembelajaran mulai dari awal yang sampai pada akhirnya dalam beberapa tahun ini pihaknya telah yakin produknya dapat dipertanggungjawabkan.
     
    Lebih lanjut Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menjelaskan, saat ini kapasitas produksi PT. Saba Wijaya Persada untuk pembuatan helm anti peluru telah mencapai 5000 pcs per bulan dan pembuatan rompi anti peluru kurang lebih 500 buah.
     
    Secara kualitas,  produk Helm Anti Peluru dan Rompi Anti Peluru dari PT. Saba Wijaya Persada juga sudah melalui Uji Litbang TNI AD di Batujajar dan Uji kelaikan di Pusat Kelaikan Kemhan. Sedangkan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk, perusahaannya juga  belajar terus dari negara - negara luar yang sudah maju seperti Australia, Jerman, Perancis dan Italy. Hasilnya setelah satu dua tahun terakhir ini, perusahaanya sudah menemukan suatu pola yang lebih baik dan yakin dapat berkompetisi dengan produk – produk dari luar.
     
    Sebagai bagian dari promosi produknya ke luar negeri, beberapa waktu yang lalu untuk pertama kalinya PT. Saba Wijaya Persada juga ikut dalam ajang pameran industri pertahanan. Beberapa  militer dari negara – negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste   telah meminta sample helm untuk diuji, ini ada satu kesempatan pertama dalam memperkenalkan produknya ke luar negeri.
     
    Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Wamenhan menyampaikan bahwa dalam kaitan kebijakan industri pertahanan dalam negeri, Kemhan dan TNI berkepentingan untuk mempromosikan produk-produk industri pertahanan dalam negeri ke pasar luar negeri. Terkait hal tersebut, Wamenhan meminta kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memperhatikan tiga hal antara lain dari segi kualitas, harga dan pengiriman sehingga diharapkan mampu bersaing dengan produk-produk lain.
    Sumber : DMC

  •  Memenuhi Tantangan Presiden


    PRODUSEN alutsista Indonesia, PT Pindad, menyatakan siap untuk memenuhi tantangan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Tantangan berupa konsep kendaraan taktis kelas dunia sedang dipersiapkan dan bakal rampung dua bulan kemudian.
    Kendaraan itu diharapkan bisa dipergunakan tentara semua angkatan dan juga bisa dipakai di negara lain.

    Hal itu dikemukakan Direktur Utama PT Pindad Adik Afian Soedarsono di PT Dirgantara Indonesia (DI), Rabu (26/10/2011).
    "Saya optimistis bisa merampungkan konsep dan menyiapkan purwarupa dalam dua bulan kemudian diproduksi dalam setahun," kata Adik.

    Presiden SBY meminta agar Pindad bisa merampungkan rantis kelas dunia agar menjadi kebanggaan bagi Indonesia. Dia bahkan mengaku sudah menyiapkan nama khusus bila nanti sudah rampung.


    Adik mengaku sudah memiliki kendaraan yang dipakai sebagai dasar untuk membuat konsep dengan bobot tiga perempat ton dengan mesin merek Renault. Nantinya model itu bakal bisa bersaing dengan merek "Hummer".


    Indonesia sedang mengembangkan produksi kendaraan taktis (Rantis) dalam negeri di PT Pindad, Bandung. Diharapkan Rantis lokal ini bisa sejajar dengan Hummer produksi Amerika Serikat (AS).


    “Kita akan mengembangkan industri kendaraan taktis, ya kayak Hummer. Ini sudah dikerjakan oleh Pindad. Kita harapkan dalam waktu beberapa bulan ini selesai. Itu joint production,” ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro usai rapat soal alutsista di Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).


    Menurut Purnomo, Rantis ini nantinya akan digunakan oleh pasukan khusus Indonesia maupun brigade-brigade tempur TNI. Pemerintah saat ini terus berusaha mengembangkan BUMN strategis untuk mencukupi kebutuhan alutsista TNI dan Polri. Berbagai cara dilakukan, mulai dari penyertaan modal negara hingga mengembangkan pasar untuk menjual alutsista buatan Indonesia.


    “Bagaimana kita mendorong agar terjadi pergeseran yang tadinya impor kemudian produksi bersama kemudian juga bisa jadi produksi dalam negeri,” jelas Purnomo.
     Kendaraan Taktis Pindad

    Untuk kendaraan taktis kali ini Pindad memperkenalkan kendaraan berpenggerak 4x4 dengan nama Komodo dan dibuat dalam 2 versi : panser dan kendaraan pendobrak. Prototipe rantis Komodo sementara ini diperuntukan Polisi Indonesia dan masa tahap promosi. Konon ini merupakan ide proyek Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin.
     Komodo


    Prototipe Komodo Polisi

    Panser 4x4

    Panser Pendobrak Pindad
    (foto audreyliahepburn)
     
     
  • Jakarta (ANTARA News) - "Pakistan baru- baru ini menawarkan pesawat tempur jenis JT-17 Thunder kepada Angkatan Udara Indonesia," kata Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah, di Jakarta, Senin. "JT-17 Thunder merupakan pesawat multidimensional yang fasilitasnya hampir sama dengan generasi terbaru F-16 buatan Amerika Serikat. Pesawat ini bisa diandalkan dan harganya lebih murah," katanya. Dia menjelaskan Kepala Satuan Angkatan Udara Indonesia, Marsekal TNI Imam Sufaat, telah mengunjungi Pakistan untuk melihat pesawat JT-17 Thunder. Dalam kunjungan tersebut, kata Sanaullah, kepala satuan angkatan udara Indonesia menyatakan terkesan dengan pesawat buatan perusahaan Pakistan Aeronautical Complex bekerjasama dengan Chengdu Aircraft Industry Corporation dari China tersebut. "Saat ini kami menunggu kunjungan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, ke Pakistan untuk melihat JT-17 Thunder buatan kami," katanya. Pesawat tempur JT-17 Thunder merupakan pesawat multidimensional berbadan ringan, berfungsi di segala cuaca dan memiliki kemampuan tempur sangat baik di udara. sumber antara
  • 14 Mei 2012, Batam: Pemerintah Amerika Serikat menempatkan kapal kombatan USS Freedom untuk keliling Asia Tenggara. "Kapal kombat akan ditempatkan di Asia Tenggara, keliling Asia Tenggara," kata Duta Besar AS untuk Singapura, David Adelman, di Batam, Senin. Kapal itu, kata dia, dirancang untuk kepentingan bantuan bencana dan kemanusiaan. "Tidak distasiunkan di Singapura, tapi keliling," kata dia. USS Freedom mulai dikirim ke Singapura awal 2013. Di tempat yang sama, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, mengatakan, Angkatan Laut AS selalu memiliki kapal yang beroperasi di Asia Tenggara. "Angkatan Laut AS selalu punya kapal di kawasan ini," kata dia. Penempatan USS Freedom di perairan Asia Tenggara bukanlah sesuatu yang baru. "Sudah dibahas TNI dan menteri pertahanan," kata dia. Penempatan kapal angkatan laut, kata dia, merupakan bagian dari komitmen AS melibatkan diri di wilayah Asia Tenggara. "Sekarang saja ada kapal yang sandar di Tanjungpriok," kata dia. Sebelumnya, dari Washington dilaporkan kapal-kapal perang kelas baru Angkatan Laut AS pertama akan dikirim ke Singapura tahun depan untuk penyebaran 10-bulan, kata seorang pejabat, Kamis, saat AS bergerak untuk memperluas kehadirannya di Asia-Pasifik. "USS Freedom akan digelar ke Singapura selama 10 bulan pada musim semi 2013," kata Letnan Angkatan Laut Katie Cerezo dalam surat elektroniknya kepada AFP seperti dikutip ANTARA. Kapal tersebut adalah kelas baru "kapal tempur pesisir" yang lebih kecil. Kapal permukaan tersebut dimaksudkan untuk operasi dekat dengan pantai dan dapat disebarkan dengan cepat ke wilayah krisis yang merupakan bagian dari strategi AS berfokus pada Asia-Pasifik. Angkatan Laut mengatakan bahwa pasukannya akan dilengkapi dengan 55 kapal perang dari jenis ini, empat di antaranya bisa digunakan di Singapura. Kapal tersebut dimaksudkan untuk digunakan secara rotasi dan tidak ditempatkan pada pangkalan Singapura, di mana militer AS sudah mengoperasikan satu pos kecil yang membantu logistik dan latihan-latihan bagi pasukan di Asia Tenggara. Sumber: ANTARA News
  • Jakarta (ANTARA News) - Senapan serbu buatan PT Pindad yaitu SS2-V5 a1 memiliki daya akurasi lebih tinggi dengan pengoperasian lebih mudah.

    Engineering Divisi Senjata PT. Pindad Hera Rosmiati mengatakan varian senapan serbu SS-2 terbaru itu dipesan Brigadir Mobil (Brimob) Indonesia dan memiliki popor senjata yang extended, penambahan picatinny rail yang memudahkan telescope keluar-masuk, telescope yang membuat tembakan lebih akurat dan front handle yang memudahkan pengoperasian senjata.


    "Telescopic terbaru ini membuat bidikan senjata lebih akurat walaupun musuh dalam keadaan bergerak," katanya dalam pameran Asia-Pasific Security Defense Exhibition di Jakarta pada Rabu (21/3).



    SS2-V5 a1 memiliki tiga model fire mode yaitu otomatis, single shot dan machine. Senapan serbu itu sudah diuji diberbagai medan sesuai standar TNI baik air sungai, rawa dan laut dan kekuatan karet.


    Keakurasian senapan serbu itu sekitar 300 - 400 meter. Magasin ukuran 30 dan berat tanpa magasin sekitar 3 Kg.


    Hera mengatakan Pindad sedang mengembangkan 6x6 Anoa-2 dengan lapisan keramik polimer. Lapisan keramik polimer lebih kuat dibanding lapisan baja. Teknologi keramik polimer sudah dipakai dalam pembuatan tank-tank modern untuk tipe main battle tank oleh negara asing.(adm)(
    Antara)
  • TAHUN 2014 ditargetkan Indonesia sudah mampu membuat sendiri roket berdaya jelajah di atas 100 kilometer. Roket tersebut merupakan proyek jangka panjang dan kolaborasi teknokrat dan birokrat.

    Rhan 122
     
    "Ini sebuah perjalanan maraton kebangkitan industri pertahanan kita," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (28/3), seusai menyaksikan uji coba R-Han 122 milimeter di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan.

    Uji coba ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan uji-uji sebelurnnya. Sebelumnya, November 2011, peluncuran roket dilakukan dari dudukan berupa karung. Saat ini, PT Pindad sudah membuat peluncur roket yang terdiri atas 16 tabung.
    Sjafrie menilai, terjadi kemajuan yang signifikan walaupun harus ada pengembangan kualitas. Rencana berikutnya adalah mengadakan transfer teknologi untuk perbaikan. "Targetnya, jarak tempuhnya tahun 2014 sudah tiga digit dan akan menggunakan seluruh kemampuan multilaunch rocket system," ujarnya.

    Saat ini R-Han 122 yang berkaliber 122 millimeter itu memiliki jarak tempuh 14 kilometer. Roket ini diproduksi bersama oleh Kementerian Pertahanan serta Kementerian Riset dan Teknologi.

    PT Dahana membuat bahan peledaknya, PT Krakatau Steel membuat baja untuk nozzle dan merakitnya, sementara PT Dirgantara Indonesia memproduksi berbagai komponen seperti selongsong dan sirip.

    PT Pindad membuat hulu ledak (warhead) dan memodifikasi mobil untuk peluncur 16 tabung yang bisa berputar 360 derajat.

    "Uji coba hari ini penting karena berarti kita sudah membuktikan bahwa konsep kita sudah benar, tinggal memperbaiki saja," kata Direktur Utarna PT Pindad Adik A Soedarsono.

    Roket dalam strategi militer sangat penting dalam penangkalan dan penolakan.

    Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kodiklat TNI AD Brigjen Aryadi Patmanegara menjelaskan, kalau sudah bisa diproduksi di dalam negeri, akan sangat efisien. Sebab, seperti roket yang dibeli Singapura dan Malaysia, dengan jangkauan 43 kilometer dan 40 kilometer, harga seluruh sistemnya, termasuk 18 kendaraan peluncur, mencapai Rp 3 triliun. (EDN)(Kompas)

     Ujicoba Rhan 122

    DALAM upaya meningkatkan kemandirian bangsa terutama dalam hal pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kementerian Riset dan Teknologi dan komunitas iptek serta industri strategis yang termasuk dalam konsorsium mendukung Kementerian Pertahanan dalam mengembangkan Roket R-Han 122.

    Tujuan lain dari pengembangan roket R-Han 122 dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan memberdayakan potensi dan kemampuan riset anak bangsa serta industri pertahanan dalam negeri.

    Roket R-Han 122 adalah roket hasil karya anak bangsa yang merupakan hasil kerjasama ini diwujudkan melalui penelitian yang dilakukan berbagai institusi diantaranya PT.Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT. Dahana yang didukung penuh oleh Kementerian Riset dan Teknologi.

    Kementerian Pertahanan berencana kembali melakukan uji coba R-Han 122 dengan pengembangan terbarunya pada 28 Maret 2012. Uji coba roket yang akan dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan.

    (Foto Commando)
    Persiapan uji coba yang akan dilaksanakan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka pada tanggal 15 Maret 2012 bertempat di PT. Pindad diadakan rapat koordinasi dengan agenda pembahasan segala kesiapan peralatan dan personil serta bagaimana teknis mobilisasi keduanya yang akan diberangkatkan ke Baturaja. Sampai saat ini, roket yang rencananya akan diluncurkan sebanyak 50 buah dan peralatan pendukung sebagian telah siap diuji coba.

    Masing-masing stakeholder yang terlibat didalam uji coba peluncuran mempunyai peran, seperti, PT. DI berperan dalam penyiapan roket, adapun PT. PINDAD mengembangkan launcher dan firing system menggunakan platform GAZ dan Nissan yang sudah dimodifikasi dengan laras 16. Selain itu, dalam sistem pendukung peluncuran roket ini BMKG akan mendukung dengan menyediakan alat untuk menentukan posisi jatuh roket dan ITB juga akan mendukung dalam uji coba sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket sampai dilokasi target sasaran.(Ristek)
     
    Sumber : http://garudamiliter.blogspot.com
     
  • KCR-40 Clurit Class (Foto Audrey)

    Rencana pemerintah untuk mempercepat modernisasi TNI disambut baik oleh kalangan industri pertahanan di tanah air. Dalam pameran APSDEX 2012 yang menyertai penyelenggaraan JIDD beberapa produk baru bermunculan sebagai bentuk pengembangan teknologi yang terus dilakukan oleh kalangan industri pertahanan Indonesia.
    Riset & Pengembangan

    Materi pameran dari sisi riset dan pengembangan banyak didominasi oleh karya dari BalitbangKemhan dan Dislitbang dari Ketiga Angkatan dan Polri yang menampilkan produknya, ataupun miniatur produknya.

    Senjata Lawan Tank SLT Latih 90mm (Foto Defense Studies)

    Produk baru yang ditampilkan untuk matra darat diantaranya adalah Senjata Lawan Tank dengan nama SLT Latih 64 mm dan dengan kaliber yang lebih besar yaitu 90 mm. Demikian juga roket pertahanan 2 tingkat “Kartika” yang mampu menjangkau sasaran darat hingga 21 km dan kecepatan hingga 2-3 mach.

    Untuk matra udara kali ini ditampilkan miniatur pesawat kerjasama Indonesia-Korsel KFX/IFX, juga UAV “Alap-Alap” yang telah diuji coba beberapa kali, termasuk diantaranya dengan pemakaian jaring untuk menghentikannya. Ciri khas UAV ini adalah ekornya yang berbentuk huruf V terbalik.

    Untuk matra laut ditampilkan miniatur kapal FPB-40 yang dilengkapi dengan dua set rudal anti kapal dan satu sea-rider. Kapal ini menganut desain compact sehingga terlihat seperti jejalan senjata termuat di atasnya. Prototipe rudal permukaan ke udara juga ditampilkan, rudal berkecepatan 0,8 mach dengan seeker dari gimbal image processing ini untuk digunakan di atas kapal.
     Matra Darat

    Pindad kali ini menampilkan varian terbaru dari senapan SS2 yaitu SS2V5A1 yang diperuntukkan bagi satuan Brimob Polri. Pada varian ini handgrip senapan digantikan dengan lensa bidik.

    Untuk kendaraan taktis kali ini Pindad memperkenalkan kendaraan berpenggerak 4x4 dengan nama Komodo dan dibuat dalam 2 versi : panser dan kendaraan pendobrak. Wujud asli kendaraan belum dibawa namun pengunjung dapat melihat foto dan brosur kendaraan tersebut.

    Kendaraan Taktis 4x4 Komodo lansiran PT Pindad (Foto Audrey)

    Mengenai program pembuatan tank nasional, Pindad saat ini telah menyelesaikan prototipe tank ringan. Dalam triwulan kedua tahun 2012 perusahaan ini juga akan mulai mengembangkan prototipe tank medium, tank ini akan mempunyai berat sekitar 28-30 ton. Pada beberapa kesempatan TNI AD mengemukakan bahwa satuan kavaleri TNI AD membutuhkan 53 tank berukuran medium disamping MBT dan panser kanon.

    PT Pindad juga menyatakan kesiapannya jika TNI AD jadi membeli tank Leopard 2 dan kemudian akan diupgrade menjadi tipe Leopard 2A6, seperti halnya ketika Angkatan Darat Singapore membeli Leopard 2A4 kemudian upgrade-nya dilakukan oleh ST Kinetics.
     Matra Udara

    Di anjungan PT Dirgantara Indonesia, Defense Studies sempat berbincang dengan Direktur Aerostructure Andi Alisjahbana mengenai CN-235MP, CN-235MPA, dan B737MR.

    Tiga pesawat patroli maritim pesanan TNI AL dengan jenis CN-235MP dikembangkan berdasarkan pengalaman PT DI dalam memodifikasi pesawat CN-235 Angkatan Laut Turki menjadi versi anti kapal selam (ASW role) dikenal sebagai Meltem Project. Dengan konsep tersebut maka posisi radar tidak lagi ditempatkan di hidung (seperti CN-235MPA) namun akan diletakkan di perut (seperti CN-235 Korea Coast Guard). Sayap pesawat akan dilengkapi dengan 4 hardpoint untuk membawa torpedo ukuran medium dan atau rudal.

    Boeing 737MR dengan radar SLAMMRTNI AU(Foto airliners)

    CN-235MPA untuk TNI-AU yang saat ini masih satu buah, akan segera diikuti dengan pesanan lagi sebanyak 2 unit sehingga menjadi genap 3 unit seperti pesanan awal. Rencananya TNI AU akan menjadikannya sebagai skadron intai taktis yang akan ditempatkan di Selat Malaka.

    Mengenai rencana upgrade 3 pesawat intai B737MR milik TNI AU, Direktur PT DI ini mengatakan bahwa kondisi pesawat Boeing 737 tersebut masih bagus, namun PT DI siap untuk dilibatkan dalam rencana upgrade radar SLAMMR buatan Motorola tersebut. PT DI pun telah mempunyai konsep jika TNI AU berkehendak mengganti radar tersebut, tipe radar yang akan diajukan adalah radar non putar untuk menghindari adanya hambatan mekanis.
     Matra Laut

    Policy pemerintah untuk membagi pekerjaan pembuatan kapal perang TNI AL kepada 3 galangan utama dapat dipahami oleh PT PAL. Saat ini PT Palindo di Batam mengerjakan Kapal Cepat Rudal 40m (KCR-40), PT DKB di Jakarta selain menyelesaikan satu LCU untuk TNI Angkatan Darat juga akan mengerjakan kapal LST 117 m dan Replenishment Oiler Ship (kapal BCM) untuk TNI AL.

    Kapal cepat rudal KCR-60 yang dibuat oleh PT PAL (Foto Defense Studies)

    PT PAL saat ini kebagian pekerjaan pembuatan Kapal Cepat Rudal KCR-60, upgrade Combat Management Systems SEWACO kapal kombatan milik TNI AL, dan saat ini PT PAL masih menunggu keputusan pemerintah mengenai pembangunan fregat PKR-105, dimana perundingan ToT dengan Damen Schelde dirasakan alot dan memakan waktu lama.

    Pada sisi yang lain PT PAL juga menunggu keputusan Filipina atas tender pengadaan LPD untuk Angkatan Laut negara itu, PT PAL bersaing dengan Korea dan mengajukan konsep Strategic Sealift Vessel berdasarkan pengalamannya membangun KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh.
    Sumber : http://garudamiliter.blogspot.com/2012/05/industri-pertahanan-nasional-bersiap.html
  • Tidak banyak prajurit TNI yang memiliki kemampuan seperti Sertu Ade Kusnadi. Dia membuktikan bahwa seorang bintara juga bisa membuat karya fenomenal di luar medan perang. Ade kini dipercaya membuat kendaraan taktis yang akan digunakan seluruh TNI.

     Prajurit Kopassus Cijantung Perancang Mobil Rantis TNI


    Sertu Ade Kusnadi, prajurit Kopassus perancang rantis TNI di Karawangt. Foto : Thomas Kukuh/ JAWA POS


    Ditawari Gaji Selangit oleh Perusahaan Italia

    DUA mobil besar dengan balutan cat loreng dan hijau army terpajang di salah satu gedung PT Auto Car Karawang. Ya, dua mobil itu adalah kendaraan khusus tentara. "Ini memang mobil rantis (kendaraan taktis). Tapi, masih prototipe pertama," kata Sertu Ade Kusnadi ketika ditemui Jawa Pos, Kamis (5/4).



    Dia menjelaskan, saat ini prototipe mobil kedua sedang dibangun sebagai penyempurnaan. Jika lolos uji, kendaraan tersebut bisa diproduksi secara masal. Itulah kendaraan "perang" hasil kreativitas prajurit Kopassus tersebut. Karena itu, tak heran bila nama Ade pun cukup dikenal luas di kesatuan baret merah tersebut.


    Ade merancang kendaraan itu secara total. Mulai desain, estimasi penggunaan bahan, perhitungan aerodinamika, sistem persenjataan, hingga pembuatannya.


    Prototipe rantis karya prajurit bintara itu pun menarik perhatian Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono yang meminta untuk terus disempurnakan. Pimpinan TNI berharap rantis tersebut memenuhi standar kelayakan sehingga bisa diproduksi masal untuk keperluan TNI. "Ini memang proyek "gila" saya," ujarnya lantas ngakak.


    (Foto Formil Kaskus)
    Prototipe kendaraan yang sempat diberi nama Garda 4x4 itu pernah dipamerkan pada pembukaan rapat pimpinan (rapim) TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Januari lalu. Selain panglima TNI, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro memberikan acungan jempol atas kreativitas Ade dan timnya yang tergabung dalam Tim Working TNI.

    Diharapkan, pertengahan tahun nanti, prototipe kedua sudah jadi sehingga bisa dipamerkan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Nanti beliau (presiden) yang memberikan nama baru rantis ini. Soal mau diproduksi atau tidak, itu bergantung beliau," imbuhnya.


    Rantis buatan Ade cs itu cukup mentereng. Sebab, beberapa komponen suspensi dan mesinnya menggunakan merek-merek berkelas. Bagian kaki-kakinya memakai suspensi Hummer, sedangkan mesinnya menggunakan Land Cruiser 4,2 L Turbocharger 4.000 cc yang didatangkan PT Auto Car.


    Kendati begitu, hampir 70 persen mesin dan bodi kendaraan itu dari bahan-bahan dalam negeri. Misalnya, baja rangka dan bodinya menggunakan baja produksi PT Krakatau Steel. Lalu, transmisinya diproduksi PT Petrodrill. Sedangkan ban menggunakan Gajah Tunggal.


    Sementara itu, desain interior jok mobil dirancang PT Pilar Mas Kursindo, karet dan packing dibuat PT Indo Pulley Perkasa, serta rancangan sistem aplikasinya diproduksi PT Alam Indomesin Utama. "Prototipe ini kira-kira habis Rp 1,5 miliar," kata dia.


    Garda 4x4 (Foto Formil Kaskus)
    Ade memang tidak ujuk-ujuk dipercaya membuat rantis. Menurut dia, pada 2010 rancangan kendaraannya itu ditolak oleh Dewan Ristek Nasional karena beberapa hal. Di antaranya, sang desainer rantis bukan sarjana dan belum punya pengalaman yang cukup.

    Tapi, Ade tidak berkecil hati atas cibiran tersebut. Dia terus bekerja keras mengutak-utik rancangan hingga mendapat kepercayaan dari komandannya. Ade cs memerlukan tujuh bulan untuk menghasilkan sebuah mobil rantis yang membanggakan itu.


    Ade tak sempat mengenyam pendidikan tinggi. Bapak dua anak tersebut hanya jebolan STM swasta di Sumedang yang lolos seleksi calon bintara Kopassus pada 1995. "Saya ini cuma anak petani yang hidup pas-pasan. Tapi, karena itu, saya ditempa menjadi pekerja keras," tandasnya.


    Sejak sekolah, Ade sudah terbiasa mencari uang sendiri. Salah satu keahliannya saat itu adalah bongkar pasang mesin kendaraan. Dia sangat menyukai apa pun yang berbau teknik dan selalu ingin mengutak-atik dan memodifikasi kendaraan apa pun.


    Bahkan, senjata-senjata TNI tidak luput dari pengamatan dan pembelajaran Ade. "Kakak saya tiga-tiganya tentara, jadi nggak asing dengan senjata," imbuh si bungsu di antara empat bersaudara itu.


    Rantis Bintara (Foto Formil Kaskus)
    Begitu dalam ilmu yang diperoleh Ade dari proses belajar senjata dari sang kakak. Dia pun bisa langsung berkarya ketika menjadi prajurit Kopassus. Bahkan, pada 2006 Ade sukses meraih juara II lomba karya cipta teknologi TNI dengan karya desain senjata serbu SS-1 yang diproduksi PT Pindad. SS-1 didesain menjadi senjata jenis bullpup, yakni konfigurasi senjata api, di mana magasin terletak di belakang pelatuk.

    Sejak itu nama Ade sebagai desainer peralatan senjata TNI mulai dikenal. Setahun kemudian pria yang berulang tahun setiap 12 Desember itu mendapat tugas di Dislitbang TNI-AD Lembang. "Saya mendapat kepercayaan membuat desain program penelitian submaterial utama yang membawahkan senjata dan kendaraan," tuturnya.


    Keberadaannya di kesatuan itu tidak percuma. Ade bersama timnya berhasil menciptakan terobosan-terobosan unik. Di antaranya, membuat peluncur roket multikaliber dan memodifikasi SS-2 ke bullpup.


    Pada 2009 Ade meraih juara pertama Lomba Karya Cipta Teknologi TNI. Kala itu dia menciptakan pistol mitraliur yang kemampuannya selevel mitraliur UZI buatan Israel. Tahun berikutnya dia mempertahankan prestasi itu dengan karya senapan serbu multikaliber.


    SS-2 Bullpup (Perajurit)
    "Padahal, yang ikut lomba itu kebanyakan berpangkat Mayor ke atas. Cuma saya yang Bintara," imbuh suami Wartini Anggraena itu.

    Ade tidak menyia-nyiakan kesempatan menimba ilmu di Dislitbang TNI-AD. Di sana dia mendapatkan ilmu melimpah tentang segala hal yang menarik perhatiannya selama ini. Selain persenjataan, dia mendalami ilmu otomotif kendaraan rantis dan ranpur (kendaraan tempur). Mulai ilmu matematika, fisika, hingga sofware-sofware aerodinamika sekaligus desain, dilalap habis. "Saya beruntung ditugaskan di tempat berlimpah ilmu dan banyak guru di Dislitbang TNI-AD," katanya.


    Dari ilmu yang didapatkannya itu Ade diam-diam berambisi membuat mobil model rantis yang akan dipakainya sendiri. Setelah setahun lebih, mobil rancangannya itu rampung.


    "Saya mengerjakan semuanya sendiri dengan menerapkan teori-teori yang saya tahu. Hanya mesinnya yang nggak buat sendiri. Pakai mesin Elf," imbuhnya lantas tersenyum.


    Dengan bangga Ade menyalakan mesin mobil yang diberi nama Rantis Bintara yang terparkir persis di belakang rantis prototipe. "Mobil ini, meskipun jatuh telentang, tidak akan hancur," katanya.


    Sebagai bukti ketangguhan mobil buatannya, dia tunjukkan bekas kecelakaan yang baru menimpanya beberapa waktu lalu. Yakni, sebuah sobekan di pintu kiri mobil tersebut. Padahal, kecelakaan yang dialami Ade cukup berat. Kala itu di jalan utama yang tak jauh dari rumahnya di kawasan Cijantung sebuah mobil Toyota Alphard berkecepatan tinggi mengarah ke mobilnya.


    Merasa lebar jalan tidak memungkinkan untuk menghindari tabrakan, Ade langsung membanting setir."Mobil saya ngguling, masuk jurang. Tapi, yang rusak cuma ini," katanya lantas tertawa.


    Melihat kehebatan Ade yang berhasil membuat mobil rantis, kesatuannya memberikan hadiah khusus. Yakni, berupa surat-surat resmi untuk kendaraan Rantis Bintara dengan pelat nomor khusus TNI-AD. Dengan begitu, Ade bisa membawa mobil itu keluar dari kompleks kesatuan Kopassus Cijantung.


    Atas berbagai prestasi itu, TNI-AD tidak segan-segan memberikan penghargaan kepada Ade. Wakasad Budiman pernah menawari Ade menempuh pendidikan S-1 di kampus mana pun yang dia mau. Tapi, atas pertimbangan beberapa pimpinannya, Ade akhirnya mendapat hadiah untuk mengikuti pendidikan di sekolah calon perwira (secapa) tanpa menjalani tes.


    Sebenarnya tidak hanya TNI-AD yang memberikan penghargaan tinggi untuk Ade. Sebuah perusahaan senjata asal Italia yang mendengar kehebatan Ade menawarinya untuk bekerja sebagai desainer senjata dengan iming-iming pendapatan yang sangat menggiurkan. "Tapi, saya tolak. Bagaimanapun, saya akan terus mengabdi untuk negeri ini," katanya. (*/c2/ari)
    Sumber :   
    (jpnn) - http://garudamiliter.blogspot.com/