Deputi urusan Industri dan Riset Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran Mohammad Eslami seraya menyinggung sikap Rusia yang tidak memberikan sistem pertahanan udara S-300 yang telah dibeli Tehran, mengatakan, langkah Moskow tersebut ilegal.
"Sikap Rusia yang tidak bersedia memberikan sistem pertahanan udara S-300 kepada kami adalah tindakan ilegal," kata Eslami sebagaimana dilansir Fars News, Sabtu (25/8).
"Hal itu terjadi atas instruksi Amerika Serikat," imbuhnya.
Meski demikian, kata Eslami, kami sejak awal menyatakan siap untuk membuatnya.
Lebih lanjut, Eslami menandaskan, sistem-sistem pertahanan baru jarak jauh yang telah diaktifkan akan segera diserahkan kepada angkatan bersenjata pada tahun depan dan sistem-sistem tersebut dapat menggantikan berbagai tugas S-300.
Setelah Rusia tidak bersedia memberikansistem pertahanan udara canggih S-300, Iran memutuskan untuk mengembangkan sistem pertahanan udara buatan dalam negari. Awal tahun ini, Tehran mengumumkan bahwa pihaknya telah menyelesaikan tahap perencanaan dan studi untuk pembuatan sistem itu.
Terkait S-300 yang berguna untuk menghadapi ancaman serangan udara, pejabat Iran menandaskan, menurut rencana sistem tersebut akan ditempatkan di wilayah negara ini dan hal itu tengah diupayakan.
Eslami mengatakan, sistem pertahanan udara barujarak jauhakan memberikan pertahanan udara penuh bagi negara ini.
Menurut Eslami, pengembangan S-300 versi Iran sedang berlangsung dan telah mengalami kemajuan.
"Kami berharap sistem tersebut akan segera dioperasikan lebih cepat dari perkiraan," ujarnya.
Pada bulan November 2011, Komandan Pertahanan Pangkalan Udara Khatam ol-Anbia Brigjen Farzad Esmayeeli kepada wartawan mengatakan, fase perancangan S-300 versi Iran telah berakhir dan sistem akan segera diserahkan ke jaringan pertahanan udara.
Sistem tersebut dijuluki sebagai Bavar 373 yang memiliki kemampuan lebih kuat dan lebih maju dari S-300 milik Rusia.
"Dengan sistem yang kuat di tangan kami, kami tidak akan berpikir S-300 lagi," ujar Esmayeeli.
"Sistem Bavar 373 merupakan prestasi penting dan benar-benar buatan dalam negeriyang dapat menjadi saingan kuat bagi S-300," tegasnya.
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia harus memberikan sedikitnya lima S-300. Namun, Moskow terus menundanya dengan dalih termasuk dalam resolusi anti-Iran putaran keempat Dewan Keamanan PBB.
Kemudian Presiden Dmitry Medvedev menandatangani sebuah dekrit yang melarang penjualan senjata Rusia, termasuk S-300, kepada Iran pada tahun 2010 setelah PBB memberlakukan sanksi terhadap Tehran.
Iran kemudian menggugat Rusia atas pelanggaran kontrak tersebut .
Pada bulan November 2011, Komandan Pertahanan Pangkalan Udara Khatam ol-Anbia Brigjen Farzad Esmayeeli kepada wartawan mengatakan, fase perancangan S-300 versi Iran telah berakhir dan sistem akan segera diserahkan ke jaringan pertahanan udara.
Sistem tersebut dijuluki sebagai Bavar 373 yang memiliki kemampuan lebih kuat dan lebih maju dari S-300 milik Rusia.
"Dengan sistem yang kuat di tangan kami, kami tidak akan berpikir S-300 lagi," ujar Esmayeeli.
"Sistem Bavar 373 merupakan prestasi penting dan benar-benar buatan dalam negeriyang dapat menjadi saingan kuat bagi S-300," tegasnya.
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia harus memberikan sedikitnya lima S-300. Namun, Moskow terus menundanya dengan dalih termasuk dalam resolusi anti-Iran putaran keempat Dewan Keamanan PBB.
Kemudian Presiden Dmitry Medvedev menandatangani sebuah dekrit yang melarang penjualan senjata Rusia, termasuk S-300, kepada Iran pada tahun 2010 setelah PBB memberlakukan sanksi terhadap Tehran.
Iran kemudian menggugat Rusia atas pelanggaran kontrak tersebut .
SUMBER :(IRIB Indonesia/RA)
0 komentar → Rusia Enggan Berikan S-300, Iran Produksi Sistem yang Lebih Canggih
Posting Komentar