(Antara/m agung rajasa) Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kiri) bersama istrinya Kiki Pramono Edhie Wibowo berfoto bersama usai menerima Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/6). Pemberian gelar tersebut berkaitan dengan Hari Bhayangkara Polri pada 1 Juli mendatang.
Jakarta, (Analisa). Penganugerahan Bintang Bhayangkara Utama selain kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, juga dikabarkan akan diberikan kepada Kepala Polisi Diraja Malaysia, Tan Sri Ismail bin Omar. Benarkah?
Kabar soal penghargaan kepada pihak Diraja Malaysia itu sempat ramai diperbincangkan. Bahkan sejumlah politisi di Senayan ramai membahasnya. Penghargaan itu kabarnya diberikan atas sumbangsih dan hubungan baik yang selama ini terjalin.
Namun belakangan, muncul insiden penembakan atas tiga TKI asal NTB. Peristiwa ini ditengarai menjadi pemicu batalnya pemberian penghargaan. Reaksi publik Indonesia tentu akan ramai.
Tapi kiranya, isu sebatas itu. Faktanya, saat pemberian penghargaan hanya ada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Tak ada Kepala Polisi Malaysia. Isu terbantahkan?
"Kami belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut terkait pemberian kepada Kepala Polisi Diraja Malaysia yang baru ini," kata Kabag Penum Polri, Kombes Boy Rafli Amar usai pemberian penghargaan Bintang Bhayangkara Utama kepada Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/6), saat disinggung kabar pemberian penghargaan kepada Ketua Police Negara Diraja Malaysia.
Boy mengatakan, Bintang Bhayangkara yang pernah diberikan Polri adalah untuk pejabat Polisi Diraja Malaysia era sebelumnya. "Untuk yang terdahulu pernah diberikan negara kita kepada Polisi Diraja Malaysia," ungkap Boy.
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menerima tanda jasa berupa Bintang Bhayangkara Utama dari Polri. Pemberian tersebut atas pertimbangan sumbangsih dan kerjasama yang telah TNI AD berikan untuk kemajuan dan pembinaan dalam jajaran Polri.
Penganugerahan tanda jasa didasarkan kepada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 39/TK/V/2012 tertanggal 7 Mei 2012. Penganugerahan diserahkan langsung Kapolri dengan didampingi Panglima TNI, Laksama Agus Suhartono.
Namun belakangan, muncul insiden penembakan atas tiga TKI asal NTB. Peristiwa ini ditengarai menjadi pemicu batalnya pemberian penghargaan. Reaksi publik Indonesia tentu akan ramai.
Tapi kiranya, isu sebatas itu. Faktanya, saat pemberian penghargaan hanya ada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo. Tak ada Kepala Polisi Malaysia. Isu terbantahkan?
"Kami belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut terkait pemberian kepada Kepala Polisi Diraja Malaysia yang baru ini," kata Kabag Penum Polri, Kombes Boy Rafli Amar usai pemberian penghargaan Bintang Bhayangkara Utama kepada Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/6), saat disinggung kabar pemberian penghargaan kepada Ketua Police Negara Diraja Malaysia.
Boy mengatakan, Bintang Bhayangkara yang pernah diberikan Polri adalah untuk pejabat Polisi Diraja Malaysia era sebelumnya. "Untuk yang terdahulu pernah diberikan negara kita kepada Polisi Diraja Malaysia," ungkap Boy.
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menerima tanda jasa berupa Bintang Bhayangkara Utama dari Polri. Pemberian tersebut atas pertimbangan sumbangsih dan kerjasama yang telah TNI AD berikan untuk kemajuan dan pembinaan dalam jajaran Polri.
Penganugerahan tanda jasa didasarkan kepada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 39/TK/V/2012 tertanggal 7 Mei 2012. Penganugerahan diserahkan langsung Kapolri dengan didampingi Panglima TNI, Laksama Agus Suhartono.
Sumber : Harian Analisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar