ist
Delegasi Rusia yakin dalam waktu dekat pesawat-pesawat sipil akan terbang di langit Indonesia.
Delegasi Rusia yakin dalam waktu dekat pesawat-pesawat sipil akan terbang di langit Indonesia.
Jurnas.com | KETUA tim delegasi Rusia di Indonesia, Yuri Slyusar, yang juga Wakil Menteri Perdagangan dan Perindustrian Rusia, yakin dalam waktu dekat pesawat-pesawat sipil akan terbang di langit Indonesia.
Keyakinan itu diungkapkannya usai menyaksikan penandatanganan berita acara penyerahan puing pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ-100) di KNKT Jakarta, Senin (21/05).
"Saya telah mendapat izin dari Pak Tatang, walau tim SAR masih bekerja mencari FDR (Flight Data Recorder) dan data VCR (Voice Cockpit Recorder) sedang dibaca bahwa belum ada tanda-tanda ini berkaitan dengan technical condition," katanya seperti diterjemahkan oleh Alexander Shnakov, Direktur Regional Asia Pasifik Sukhoi.
Keyakinan Rusia tersebut memang sangat diharapkan oleh maskapai-maskapai penerbangan Indonesia yang telah memesan pesawat canggih tapi harganya lebih murah dari sekelas pesaingnya dari Boeing dan Airbus itu.
Walaupun begitu, Yuri tidak ingin melangkahi wewenang dan otoritas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diketuai Tatang Kurniadi. "Kami bisa melihat dalamnya proses investigasi yang dilakukan KNKT, mereka mempunyai alat yang cukup canggih untuk menyelesaikan penyelidikan," katanya menambahkan.
Dia juga menyatakan terimakasihnya karena delegasi Rusia mendapatkan sambutan yang hangat dan penuh pengertian dari KNKT dan jajarannya. "Saya berharap kita dapat bekerja sama untuk penyelidikan penyebab asli kecelakaan ini," katanya.
Sementara itu, Tatang Kurniadi mengatakan bahwa kerja sama KNKT Rusia dan Indonesia baru terjadi kali ini. "Kami mempunyai banyak pesawat Rusia tapi baru kali ini melakukan investigasi kecelakaan dari pesawat buatan Rusia," katanya usai menerima cendramata berupa model pesawat SSJ-100.
Pesawat Sukhoi Superjet (SSJ-100) mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Rabu (09/05) usai melakukan penerbangan promosi (joy flight). Seluruh 45 penumpangnya tewas dan telah selesai diidentifikasi oleh DVI (Disaster Victim Identification) Polri, Minggu (20/05) di RS Polri Kramat Jati.
Keyakinan itu diungkapkannya usai menyaksikan penandatanganan berita acara penyerahan puing pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ-100) di KNKT Jakarta, Senin (21/05).
"Saya telah mendapat izin dari Pak Tatang, walau tim SAR masih bekerja mencari FDR (Flight Data Recorder) dan data VCR (Voice Cockpit Recorder) sedang dibaca bahwa belum ada tanda-tanda ini berkaitan dengan technical condition," katanya seperti diterjemahkan oleh Alexander Shnakov, Direktur Regional Asia Pasifik Sukhoi.
Keyakinan Rusia tersebut memang sangat diharapkan oleh maskapai-maskapai penerbangan Indonesia yang telah memesan pesawat canggih tapi harganya lebih murah dari sekelas pesaingnya dari Boeing dan Airbus itu.
Walaupun begitu, Yuri tidak ingin melangkahi wewenang dan otoritas Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diketuai Tatang Kurniadi. "Kami bisa melihat dalamnya proses investigasi yang dilakukan KNKT, mereka mempunyai alat yang cukup canggih untuk menyelesaikan penyelidikan," katanya menambahkan.
Dia juga menyatakan terimakasihnya karena delegasi Rusia mendapatkan sambutan yang hangat dan penuh pengertian dari KNKT dan jajarannya. "Saya berharap kita dapat bekerja sama untuk penyelidikan penyebab asli kecelakaan ini," katanya.
Sementara itu, Tatang Kurniadi mengatakan bahwa kerja sama KNKT Rusia dan Indonesia baru terjadi kali ini. "Kami mempunyai banyak pesawat Rusia tapi baru kali ini melakukan investigasi kecelakaan dari pesawat buatan Rusia," katanya usai menerima cendramata berupa model pesawat SSJ-100.
Pesawat Sukhoi Superjet (SSJ-100) mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Rabu (09/05) usai melakukan penerbangan promosi (joy flight). Seluruh 45 penumpangnya tewas dan telah selesai diidentifikasi oleh DVI (Disaster Victim Identification) Polri, Minggu (20/05) di RS Polri Kramat Jati.
sumber : JURNAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar