• DPR Sikapi Kedatangan Pejabat Pentagon Ke Indonesia

    Jakarta - Kementerian Pertahanan
    hari ini kedatangan tamu istimewa,
    pejabat Departemen Pertahanan
    Amerika Serikat atau lebih tenar
    dengan istilah Pentagon. Selain
    memberikan kuliah umum pada
    pejabat Kemenhan, juga untuk
    meningkatkan kerja sama pertahanan
    dua negara.
    Kedatangan pejabat Pentagon ke
    tanah air juga menjadi perhatian para
    wakil rakyat. Wakil Ketua DPR RI,
    Pramono Anung menilai, pertemuan
    itu menunjukkan, mau tak mau AS
    berkepentingan dengan isu keamanan
    di wilayah Australia dan Asia. "Tapi
    apapun keberadaan mereka tidak
    boleh ada yang mengganggu
    kedaulatan bangsa kita," kata Pram di
    Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta,
    Kamis 9 Februari 2012.
    Pram mengakui, posisi tawar
    Indonesia tak sekuat AS. "Posisi kita
    jelas rapuh, sementara Amerika
    punya posisi tawar menawar yang
    kuat, apalagi mereka punya pusat
    pertahanan di Australia," kata dia.
    Pramono menambahkan, mau tak
    mau kita harus mengaitkan
    keberadaan pangkalan AS itu dengan
    isu Papua.
    Namun, dia menambahkan, bukan
    berarti Indonesia lemah. Pramono
    mengatakan, Indonesia memiliki
    pertahanan yang kuat, yang juga
    dibutuhkan AS. RI juga punya posisi
    strategis. "Apapun AS dalam
    persoalan geopolitik, Asia, Australia,
    pasti sangat mempertimbangkan
    negara Indonesia. Jadi saya melihat
    posisi kita sangat kuat," kata dia.
    Apalagi, Indonesia adalah negara
    demokrasi terbesar keempat. "Dan
    kita negara muslim terbesar, dan itu
    perhitungan geopolitik Amerika
    sangat diperhitungkan."
    Soal agenda pertemuan siang ini
    Pram mengaku tak tahu pasti.
    Namun, ia menyatakan dukungan jika
    Kemenhan bicara soal pengadaan alat
    utama sistem senjata (alutsista)
    dengan Pentagon.
    Politisi PDIP itu menjelaskan,
    berdasarkan laporan dari Komisi
    Pertahanan DPR, pengadaan alutsista
    RI dulu sempat terganggu embargo
    AS. Saat ini embargo tersebut telah
    dicabut. Akibatnya, "Indonesia perlu
    alat-alat itu. Jadi kalau isu ini dibahas
    di pertemuan nanti tidak ada yang
    salah. Karena kita memang
    memerlukan mereka dan kita juga
    tahu banyak radar-radar kita
    terutama di garis depan, di
    perbatasan sangat lemah," kata dia.
    Radar yang lemah itu, Pramono
    menambahkan, membuat pertahanan
    kita sangat mudah dimasuki oleh
    asing. "Baik di udara maupun laut.
    Dan sudah terbukti beberapa kali
    radar kita tidak bisa mendeteksi sama
    sekali."
    Karena membutuhkan radar yang
    kuat, mau tak mau kita membeli
    peralatan dari AS. Apalagi, saat ini,
    alutsista dari seluruh dunia
    tergantung pada dua negara yaitu AS
    dan Israel.
    Sumber : Vivanews

    0 komentar → DPR Sikapi Kedatangan Pejabat Pentagon Ke Indonesia

    Posting Komentar