JAKARTA, KOMPAS.com - Modernisasi alat utama sistem senjata perlu disertai dengan pengembangan doktrin dan organisasi TNI. Pada saat yang sama, TNI diminta untuk menyiapkan sumber daya manusianya agar selaras dengan perkembangan teknologi dan peperangan modern abad ke-21.
"Pada saatnya nanti, modernisasi alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI, harus diuji dalam latihan-latihan, termasuk latihan gabungan TNI, serta penugasan secara berkelanjutan, untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan dan penindakan yang tinggi," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika memberikan kata sambutan pada Hari Ulang Tahun ke-66 Tentara Nasional Indonesia di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (5/10/2011).
Anggaran pertahanan negara meningkat dari Rp 47,5 triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 triliun pada 2012 atau sekitar 35 persen. Sebagian anggaran digunakan untuk melakukan peremajaan, modernisasi, serta kualitas pemeliharaan dan kesiapan alutsista TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Presiden mengatakan, modernisasi alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI penting untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan yang tinggi, dan kemampuan melaksanakan tugas-tugas operasional yang efektif.
"Pada tahun-tahun mendatang, anggaran pertahanan negara akan terus kita perbesar, agar postur militer kita makin kuat, sehingga misi penegakan kedaulatan negara dan penjagaan keutuhan wilayah dapat kita laksanakan dengan efektif," kata Presiden.
Kepala Negara juga meminta seluruh jajaran TNI agar terus meningkatkan profesionalisme dan keterpaduan antarmatra TNI, sesuai dengan doktrin Tri Darma Eka Karma. TNI harus dapat mengatasi tantangan faktual, antara lain pengamanan Selat Malaka, penanganan terorisme dan separatisme, pelanggaran wilayah perbatasan, hingga penanganan bencana alam.
"Tidak hanya itu, perlu kita tingkatkan pula kerjasama dengan komponen bangsa lainnya, dalam mengatasi tantangan yang bersifat potensial seperti pemanasan global, pencemaran lingkungan, penyakit pandemik, cyber crime, hingga potensi agresi militer asing," kata Presiden.
sumber : kompas
"Pada saatnya nanti, modernisasi alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI, harus diuji dalam latihan-latihan, termasuk latihan gabungan TNI, serta penugasan secara berkelanjutan, untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan dan penindakan yang tinggi," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika memberikan kata sambutan pada Hari Ulang Tahun ke-66 Tentara Nasional Indonesia di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (5/10/2011).
Anggaran pertahanan negara meningkat dari Rp 47,5 triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 triliun pada 2012 atau sekitar 35 persen. Sebagian anggaran digunakan untuk melakukan peremajaan, modernisasi, serta kualitas pemeliharaan dan kesiapan alutsista TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Presiden mengatakan, modernisasi alutsista, doktrin, organisasi, maupun SDM TNI penting untuk mewujudkan postur TNI dengan kemampuan penangkalan yang tinggi, dan kemampuan melaksanakan tugas-tugas operasional yang efektif.
"Pada tahun-tahun mendatang, anggaran pertahanan negara akan terus kita perbesar, agar postur militer kita makin kuat, sehingga misi penegakan kedaulatan negara dan penjagaan keutuhan wilayah dapat kita laksanakan dengan efektif," kata Presiden.
Kepala Negara juga meminta seluruh jajaran TNI agar terus meningkatkan profesionalisme dan keterpaduan antarmatra TNI, sesuai dengan doktrin Tri Darma Eka Karma. TNI harus dapat mengatasi tantangan faktual, antara lain pengamanan Selat Malaka, penanganan terorisme dan separatisme, pelanggaran wilayah perbatasan, hingga penanganan bencana alam.
"Tidak hanya itu, perlu kita tingkatkan pula kerjasama dengan komponen bangsa lainnya, dalam mengatasi tantangan yang bersifat potensial seperti pemanasan global, pencemaran lingkungan, penyakit pandemik, cyber crime, hingga potensi agresi militer asing," kata Presiden.
sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar