Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (27/9). Simulasi yang diikuti sejumlah anggota Tim Aksus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU dan CTU TUDM tersebut, merupakan puncak kegiatan dari Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo ke-24. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/AMA/11)
27 September 2011, Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Malaysia menggagalkan serangan teroris yang melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker di Bandara Supadio Pontianak.
"Beberapa teroris yang menyamar sebagai teknisi dan awak pesawat berhasil melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker yang melaksanakan penerbangan dari Malaysia dengan tujuan Jakarta," kata Komandan Lanud Supadio, Kolonel Penerbang, Kustono, di Sungai Raya, saat latihan bersama Elang Malindo di upron Lanud Supadio, Selasa.
Dia mengatakan, di tengah perjalanan, teroris memaksa pilot untuk mengubah tujuan ke Bandara Supadio Pontianak. Setelah pesawat "landing" di Bandara Supadio Pontianak, maka teroris membawa dua pilot menuju ke VIP room Bandara Supadio untuk dijadikan sandera.
Tiba-tiba, di kejauhan tepatnya melintas di atas runway pesawat Fokker F-27 yang membawa lima orang peterjun gabungan yang terdiri dari tiga orang sniper dari Den Bravo Paskhas dan tiga orang sniper dari CTU Paskau TUDM.
Mereka akan melaksanakan infiltrasi melalui "free fall day" DC yang telah ditentukan untuk melaksanakan pengamatan dan pengamanan dini terhadap area sasaran yang akan diserbu oleh unit anti teror.
"Kemudian masing-masing penerjun mendarat dan melanjutkan infiltrasi ke titik-titik yang dapat melingkupi sasaran tempat sandera ditahan. Setelah unit sniper menempatkan diri, unit sniper akan menghubungi pusat dan melaporkan situasi dan kondisi," katanya.
Sementara area sasaran yang sangat berguna dalam mendukung proses pembebasan sandera yang akan dilaksanakan unit AKSUS, kata Kustono yang agkan di udara, lanjutnya, pesawat CN 235 TUDM yang membawa unit gabungan Den Bravo Paskhas dan CTU Paskau melakukan strategi penyerangan.
Unit pembebasan sandera langsung keluar melalui ramp door dan bergerak dengan teknis menuju daerah sasaran. Sementara Pesawat CN 235 melaksanakan parking menghadap ke runway dengan tujuan untuk segera melaksanakan eksfiltrasi, sementara itu, unit pengaman akan melindungi pesawat dari ancaman.
Kedua unit tersebut melaksanakan serbuan secara serentak dengan mengutamakan unsur pendadakan, kecepatan dan ketepatan. Dan setelah gedung berhasil dikuasai dan sandera berhasil dibebaskan, unit ini langsung melaksanakan escape menuju pesawat CN 235 dengan di cover oleh sniper dan FPU.
Aksi teroris tersebut berhasil digagalkan berkat kerja sama dua negara (Indonesia-Malaysia) melalui pasukan khusus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU (Indonesia) dan Unit CTU Paskau dari satuan khusus TUDM (Malaysia).
"Ini merupakan rangkaian simulasi pelaksanaan latihan bersama Elang Malindo XXIV/2011 di Lanud Supadio. Dalam operasi antiteror ini, unit ini melaksanakan infiltrasi dengan cara air landed dan kemudian melaksanakan pembebasan sandera," tuturnya.
Unit itu terdiri dari Counter Terorist Unit dan Force Protectino Unit. Dalam hal itu, CTU bertugas untuk melaksanakan pembebasan sandera dan FPU bertugas untuk melaksanakan pengamanan di sekitar pesawat.
Infiltrasi udara dilakukan dengan menggunakan pesawat Foker 27-01 TNI AU dan pesawat CN 235 TUDM.
"Hari ini merupakan latihan teakhir dari Elang Malindo 2011. Dan besok pagi, kita akan melakukan upacara penutupan," kata Kustono.
Sumber : Antara
27 September 2011, Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Malaysia menggagalkan serangan teroris yang melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker di Bandara Supadio Pontianak.
"Beberapa teroris yang menyamar sebagai teknisi dan awak pesawat berhasil melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker yang melaksanakan penerbangan dari Malaysia dengan tujuan Jakarta," kata Komandan Lanud Supadio, Kolonel Penerbang, Kustono, di Sungai Raya, saat latihan bersama Elang Malindo di upron Lanud Supadio, Selasa.
Dia mengatakan, di tengah perjalanan, teroris memaksa pilot untuk mengubah tujuan ke Bandara Supadio Pontianak. Setelah pesawat "landing" di Bandara Supadio Pontianak, maka teroris membawa dua pilot menuju ke VIP room Bandara Supadio untuk dijadikan sandera.
Tiba-tiba, di kejauhan tepatnya melintas di atas runway pesawat Fokker F-27 yang membawa lima orang peterjun gabungan yang terdiri dari tiga orang sniper dari Den Bravo Paskhas dan tiga orang sniper dari CTU Paskau TUDM.
Mereka akan melaksanakan infiltrasi melalui "free fall day" DC yang telah ditentukan untuk melaksanakan pengamatan dan pengamanan dini terhadap area sasaran yang akan diserbu oleh unit anti teror.
"Kemudian masing-masing penerjun mendarat dan melanjutkan infiltrasi ke titik-titik yang dapat melingkupi sasaran tempat sandera ditahan. Setelah unit sniper menempatkan diri, unit sniper akan menghubungi pusat dan melaporkan situasi dan kondisi," katanya.
Sementara area sasaran yang sangat berguna dalam mendukung proses pembebasan sandera yang akan dilaksanakan unit AKSUS, kata Kustono yang agkan di udara, lanjutnya, pesawat CN 235 TUDM yang membawa unit gabungan Den Bravo Paskhas dan CTU Paskau melakukan strategi penyerangan.
Unit pembebasan sandera langsung keluar melalui ramp door dan bergerak dengan teknis menuju daerah sasaran. Sementara Pesawat CN 235 melaksanakan parking menghadap ke runway dengan tujuan untuk segera melaksanakan eksfiltrasi, sementara itu, unit pengaman akan melindungi pesawat dari ancaman.
Kedua unit tersebut melaksanakan serbuan secara serentak dengan mengutamakan unsur pendadakan, kecepatan dan ketepatan. Dan setelah gedung berhasil dikuasai dan sandera berhasil dibebaskan, unit ini langsung melaksanakan escape menuju pesawat CN 235 dengan di cover oleh sniper dan FPU.
Aksi teroris tersebut berhasil digagalkan berkat kerja sama dua negara (Indonesia-Malaysia) melalui pasukan khusus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU (Indonesia) dan Unit CTU Paskau dari satuan khusus TUDM (Malaysia).
"Ini merupakan rangkaian simulasi pelaksanaan latihan bersama Elang Malindo XXIV/2011 di Lanud Supadio. Dalam operasi antiteror ini, unit ini melaksanakan infiltrasi dengan cara air landed dan kemudian melaksanakan pembebasan sandera," tuturnya.
Unit itu terdiri dari Counter Terorist Unit dan Force Protectino Unit. Dalam hal itu, CTU bertugas untuk melaksanakan pembebasan sandera dan FPU bertugas untuk melaksanakan pengamanan di sekitar pesawat.
Infiltrasi udara dilakukan dengan menggunakan pesawat Foker 27-01 TNI AU dan pesawat CN 235 TUDM.
"Hari ini merupakan latihan teakhir dari Elang Malindo 2011. Dan besok pagi, kita akan melakukan upacara penutupan," kata Kustono.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar